KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG DAN KOSTRUKSI BALOK YANG MIRING
I Lembar Informasi
A. Tujuan Progam
Setelah selesai mengikuti kegiatan belajar 3 diharapkan mahasiswa dapat :
- Menghitung dan menggambar bidang D dan M pada Konstruksi Balok dengan beban tidak langsung.
- Menghitung dan menggambar bidang D ,M, dan N pada Konstruksi balok yang miring.
B. Materi Belajar
- Konstruksi Balok dengan Beban Tidak Langsung
Pada peristiwa ini beban langsung membebani balok induk, tetapi melalui balok melintang ( balok anak) yang berada di atasnya.
Beban pertama kali membebani balok anak kemudian diteruskan kepada balok induk. Beban yang diterima balok anak bergantung pada jauh dekatnya secara relatif dengan balok anak disebelahnya yang sama-sama mena han beban. Sebagai contoh pada gambar, gaya P ditahan oleh balok anak 1 dan 2 yang masing-masing jaraknya a dan b, maka besar beban yang diterima balok anak 1.
Bila pada suatu balok induk memiliki beberapa balok, anak, maka pelimpahan beban dari balok anak disesuaikan dengan letak dan besar bebannya. Seperti terlihat pada gambar 35, beban F1 berasal dari sebagian P1, beban F2 sebagian berasal dari P1 dan P2, beban F3 berasal dari sebagian P2 dan P3, beban F4 sebagian berasal dari P 3 dan P4, dan beban F5 berasal sebagian dari P4.
Contoh Perhitungan Balok yang dibebani tidak langsung.
Ada dua cara dalam menghitung dan menggambar bidang D dan M pada balok yang dibebani tidak langsung yaitu : (1) Dengan menganggap beban langsung kemudian gambar bdang D dan M dikoreksi, tetapi untuk perhitungan reaksi tumpuan tidak ada
koreksi. (2) Dengan melimpahkan beban ke balok anak dulu kemudian dihitung berdasarkan beban yang telah dilimpahkan pada balok anak tersebut. Beban seperti ini sering terjadi pada balok gording dan jembatan. Sebagai contoh soal seperti gambar dengan P1 = 7 kN,dan P2 = 3,5 kN yang bidang D dan M-nya pada gambar.
Penyelesaian :
Cara 1, menganggap beban langsung.
Besarnya reaksi tumpuan tidak terpengaruh oleh anggapan ini. Yang terpengaruh adalah besarnya gaya melintang dan besarnya gaya momen. Besarnya momen dapat dikoreksi dengan mudah, yaitu dengan memenggal gambar bidang M diantara dua balok melintang ( lihat gambar 37 ). Sedang gambar bidang D, tidak ada kepastian karena tergantung letak bebannya. Oleh karena itu lebih baik gambar bidang D digambar berdasarkan beban yang telah dilimpahkan (tanpa anggapan beban langsung ). Jadi cara ini hanya untuk mempercepat perhitungan dan penggambaran bidang momen.
Menghitung Reaksi,
?MB = 0
Av.10 - (1,5.4).8 - 7.3,5 - 3,5.0,5=0
?Gv = 0
Av+Bv - q.4 - P1 - P2=0
Bv= q.4 + P1 + P2 - Av = 1,5.4 + 7 + 3,5 - 7,425
Bv=6 + 7+ 3,5 - 7,425 = 16,5 - 7,425 = 9,075 kN ( ke atas )
Menghitung Momen,
MC=Av.2 - q.2.½.2 = 7,425 . 2 - 1,5. . 2 . ½.2
MC=14,85 - 3 =11,85 kNm
MD= Av.4 - q.4.2 = 7,425 . 4 - 1,5. . 4 . 2
MD=29,77 - 12 = 17,7 kNm
MG=Bv.3,5 - P1.3 = 9,075 . 3,5 - 3,5.3 = 21,2625 kNm
MH= Bv.0,5 = 9,075 . 0,5 = 4,5375 kNm
Setelah itu gambarlah bidang M-nya, kemudian penggallah garis momen itu diantara dua balok melintang. Bidang momen yang dicari adalah bidang momen yang telah dipenggal tersebut
Cara 2, melimpahkan dulu beban kepada balok melintang.
Balok melintang A menerima pelimpahan beban sebesar :
PA= ½.q.? = ½.1,5 . 2 = 1,5 kN
Balok melintang B menerima pelimpahan beban sebesar :
PC= ½.q.? + ½.q.? = 1,5 + 1,5 = 3 kN
ME= ( 7,425 - 1,5 ).3.2 - 3.2.2 - 1,5 . 2
ME=35,55 - 12 - 3 = 20,55 kNm
MF=(Bv - PB).? = (9,075 - 2,625).2 = 12,9 kNm
Dengan Besaran - besaran yang dihitung pada cara 2 ini dapat digambar bidang D dan bidang momennya
- Konstruksi Balok Yang Miring
Yang akan dibicarakan dalam buku ini adalah konstruksi balok miring yang ditumpu oleh dua titik tumpu sendi dan rol ( statis tertentu ). Konstruksi balok miring dapat terjadi misalnya pada balok tangga. Untuk lebih jelasnya gaya melintang dan momen yang terjadi berikut ini akan diberikan contoh perhitungan.
Konstruksi balok miring dengan beban merata dan terpusat. Beban mereka dapat dinyatakan dalam meter panjang mendatar. Arahnya pun dapat tegak lurus baloknya dan dapat juga vertikal ( tegak lurus garis horisontal ). Dalam contoh ini akan diberikan contoh beban tiap satuan panjang mendatar dan bebannya vertikal.
Penyelesaian :
Reaksi,
?MB=0 ? Av.8 - q.6.5 - P.1 =0
?Gv=0 ? Av - q.6 - P + Bv=0
Bv=q.6 + P - Av = 1,5 . 6 + 2 - 5,9
Bv=11 - 5,9 = 5,1 kN (ke atas)
Gaya Melintang dan Gaya Normal
Pada titik A,
DA = Av . cos 300 =5,9 . cos 300 = 5,11 kN
NA = - Av . sin 300 = -5,9 . sin 300 = - 2,95 kN
Pada titik C,
Dc = -Cv . cos 300 =- 3,1, . cos 300 = -2,68 kN
Nc = Cv . sin 300 = 3,1 . sin 300 = 1,55 kN
`
Pada titik D
DD kanan = -Dv . cos 300 =- 5,1, . cos 300 = -4,42 kN
ND kanan= Dv . sin 300 = 5,1 . sin 300 = 2,55 kN
Pada titik B
DB ==DD kanan = -4,42 kN
NB = ND kanan= 2,55 kN
Momen,
MA = o, MB = 0
Mc = Bv . 2 - P. 1 = 5,1 . 2 - 2. 1 = 10,2 - 2 = 8,2 kNm
MD =Bv . 1 = 5,1 . 1 = 5,1 kNm
Mekstrem terjadi pada Dx = 0
Dx = Av - q.x
0 = Av - q.x x = Av/q = 5,9/1,5 = 3,93 m ( dari A )
Mmaks. = Av . 3,93 - q . 3,93 (½ . 3,93)
Mmaks. = 5,9 .3,93 - 1,5 . 3,93 (½ . 3,93)
Mmaks. = 23,187 - 11,584 = 11,603 kNm
II Lembar Latihan
- Hitung kemudian gambar bidang D dan M pada konstruksi balok yang dibebani tidak langsung seperti gambar 39 di bawah ini (satuan dalam meter). Nilai hasil perhitungan benar 70, nilai gambar benar 30.
BALOK GERBER
I Lembar Informasi
A. Tujuan Program
Setelah selesai kegiatan belajar 4 diharapkan mahasiswa dapat:
- Menghitung dan kemudian menggambar bidang D dan M pada balok Gerber.
- Menentukan jarak sendi tambahan dengan tumpuan terdekat agar diperoleh harga momen maksimum dan minimum sama.
B. Waktu
9 jam (3 jam kegiatan belajar, 6 jam latihan)
C. Materi Belajar
- Pendahuluan
Konstruksi Balok yang ditumpu oleh lebih dari dua tumpuan merupakan konstruksi statis tak tertentu. Pada konstruksi statis tak tertentu, besarnya reaksi tidak cukup dihitung dengan persamaan keseimbangan, tetapi memerlukan persamaan lain untuk menghitung reaksi tersebut. Dengan kata lain perhitungan menjadi lebih kompleks.
Untuk menghindari kompleksnya perhitungan, seorang ahli konstruksi berkebangsaan Jerman yang bernama Heinrich Gerber (1832-1912) pada tahun 1886 membuat konstruksi balok yang ditumpu oleh lebih dari dua tumpuan yang statis tertentu. Usaha Gerber tersebut adalah dengan cara menempatkan engssel (sendi) tambahan diantara tumpuan sedemikian sehingga konstruksi stabil dan statis tertentu. Banyaknya sendi tambahan yang memungkinkan konstruksi menjadi statis tertentu adalah sama dengan banyaknya “tumpuan dalam” atau sama dengan “banyaknya tumpuan dikurangi dua”. Sendi tambahan tidak boleh diletakkan didekat tumpuan tepi, karena tumpuan tepi yang merupakan sendi atau rol tidak dapat menahan momen, bila didekatnya dipasang sendi maka pada bagian tepi akan timbul momen. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh penempatan sendi tambahan pada konstruksi Balok Gerber
- Balok Gerber dengan Beban Terpusat
Dalam uraian ini sekaligus sebagai contoh perhitungan. BalokGerber dengan beban terpusat seperti gambar 43 akan dihitung dan digambar bidang D dan M.
Cara Grafis,
Langkah - langkah lukisan :
- Gambar situasi dengan skala tertentu, misal skala jarak 1 cm =1 m, skala gaya 1 cm = 1 kN.
- Perpanjang garis kerja Av, P1, Bv, P2, Cv, dan RS.
- Lukis gaya P1, dan P2 dengan skala diatas, dan tentukan titik kutub O dengan jarak H, misal H = 2 cm
- Gambar situasi dengan skala tertentu, misal skala jarak 1 cm =1 m, skala gaya 1 cm = 1 kN.
- Perpanjang garis kerja Av, P1, Bv, P2, Cv, dan RS.
- Lukis gaya P1, dan P2 dengan skala diatas, dan tentukan titikkutub O dengan jarak H, misal H = 2 cm.
- Lukis garis 1, 2, dan 3 pada lukisan kutub.
- Lukis garis I, II, dan III pada perpanjangan garis kerja diatas, dimana masing - masing sejajar dengan garis 1, 2, dan 3.
- Hubungkan titik potong garis I - Av dengan titik potong garis II -RS sampai memotong garis kerja Bv garis ini adalah garis SI.
- Hubungkan titik potong garis SI - Bv dengan titik potong garis III - Cv , garis ini adalah garis SII.
- Tarik garis S1 dan S2 yang melalui kutub O, yang masing -masing sejajar dengan garis SI dan SII.
Besarnya Av, Bv, dan Cv dapat di ukur pada lukisan. Dalam soal ini diperoleh : Av=1,2 . 2 = 2,4 kN, Bv=1,65 . 2 = 3,3 kN dan Cv=0,65 .2 = 1,3 kN. Sedang besarnya momen adalah : H xY x skala jarak x skala gaya. Dalam soal ini diperoleh :
MD= H . yd . 1 . 2
MD= 2 . 0,6 . 1 . 2 = 2,4 kNm
MB=2.(-0,2).1 . 2 = - 0,8 kNm
ME=2.0 , 65 . 1 . 2 = 2,6 kNm
Cara analitis,
Reaksi, bagian ADS
SMS=0 ? Av . 2,5 - P1 . 1,5 = 0
SMA=0 ? -RS . 2,5 + P1 . 1 = 0
Bagian SBEC
SMB=0 ? -Cv.4 + P2.2 - RS.0,5 = 0
SMB=0 ? Bv.4 - RS.4,5 - P2.2 = 0
Momen,
MD= Av . 1 = 2,4 . 1 = 2,4 kNm ;ME = Cv . 2 = 1,3 . 2 = 2,6kNm
MB= - RS . 0,5 = -1,6 . 0,5 = -0,8 kNm
- Mengatur Jarak Sendi Tambahan dan Bentang agar Mmaks=Mmin Ukuran balok adalah tergantung pada besarnya momen. Bila momen positif dibuat sama dengan momen negatif, maka besarnya momen ekstrem menjadi lebih kecil bila dibanding dengan momen negatifnya. Untuk membuat besarnya momen positif sama dengan momen negatif dapat dilakukan dengan mengatur jarak senditambahan dan bentang balok.
Contoh :
Suatu konstruksi balok Gerber dengan beban merata ditumpu pada tiga titik tumpu, dengan sebuah engsel tambahan S.
Diminta menentukan jarak S dengan tumpuan terdekat agar diperoleh besarnya momen positif sama dengan momen negatif.
Penyelesaian secara analitis,
Reaksi,
Bagian AS,
RS= ½.q.(L - a) ; Av=RS= ½.q.(L - a)
Bagian SBC
SMB = 0 ? -Cv . L + q.{ L + a }{ ½ ( L + a ) - a } - RS.a=0
SGv = 0 ? Bv + Cv - RS - q.( L + a )=0
Bv= - ½.q.(L - a) +½.q.(L - a) + q.(L - a)
Bv= q.(L - a)
Momen,
Bagian AS,
Mmaks= - 1/8 - q.(L - a)2
Bagian SBC,
Mmin= RS.a -½.q.a2 = ½.q.(L - a).a + ½.q.a2
Mmin= ½.q.L.a - ½.q.a2 + ½.q.a2 =½.q.L.a
Pada lapangan BC, Mmaks terjadi pada D=0. Misal D=0 terjadi pada jarak x m dari C, maka :
Mmaks=Cv.x - q.x. ½.x
Dx=Cv - q.x ? 0 = Cv - q.x
Mmaks = ½.q.(L - a). ½.q.(L - a) - ½.q.{ ½.(L - a)}2 = ¼.q.(L - a)2 - ½.¼.q.(L - a)2
= 1/8 - q.(L - a)2
Disyaratkan bahwa momen positif sama dengan momen negatif, maka diperoleh persamaan :
1/8 - q.(L - a)2 = ½.q.L.a
1/8 - q.(L - a)2 - ¼.q.a + 1/8 - a2 = ½.q.L.a ? dikalikan 8/q
L2 - 2.L.a + a2 = 4.L.a
a2 - 6.L.a + L2 = 0
Jadi jarak engsel tambahan S dengan tumpuan terdekat ( B ) adalah 0,1716 L. Untuk soal diatas diperoleh harga a = 0,1716 . 4 = 0,6864 m. Sedang besaran - besaran yang lain adalah :
Reaksi,`
Av=RS=½.q.( L - a ) = ½.1.(4 - 0,6864) = 1,6568 ton
Bv= q.(L + a ) = 1.(4 + 0,6864) = 4,6864 ton
Cv=½.q.( L - a ) = =½.1.(4 - 0,6864) = 1,6568 ton
Momen,
Pada lapangan AS,
Mmaks=1/8 . q.(L - a)2 = 1/8 . 1.(4 - 0,6864)2 = 1,3725 tm
Pada lapangan BC,
Mmaks = Mmaks lapangan AS = 1,3725 tm
Mmin = - RS . a - ½.q.a2 = - 1,6568 ( 0,68664 ) - ½.1.( 0,6864 )2
Mmin = - 1,3725 tm ( = MB )
Jadi dari hitungan diatas terbukti bahwa momen positif maksimum = momen negatif minimum, baik momen positif pada lapangan AS maupun momen positif pada lapangan BC. Hal ini dapat terjadi karena konstruksinya simetri ( hanya dua lapangan ).
Bila bentangannya lebih dari dua, maka momen maksimum pada lapangan tepi belum tentu sama dengan momen positif pada lapangan tengah. Oleh karena itu perlu mengatur juga bentangan bagian tepi agar diperoleh harga momen positif maksimum pada
lapangan manapun = momen negatif minimum.
III. Lembar Latihan (Waktu 2 jam)
1. Hitunglah kemudian gambar bidang D dan M dari konstruksi balok Gerber empat tumpuan dengan beban seperti pada gambar 45. Nilai hasil perhitungan benar 70, nilai gambar benar 30.
LEMBAR EVALUASI
Waktu : 2 jam
Hitung kemudian gambar bidang N, D, dan M, pada konstruksi miring yang dibebani seperti gambar 46 di bawah ini. Nilai hasil perhitungan 70 dan dan nilai gambar benar 30.
Oleh : Ir. Edifrizal Darma, MT.