MODUL 1
PENETUAN ANGLE DAN PERSIAPAN WAWANCARA PAKER PROGRAM BERITA
Oleh : Sainuddin, S.Sos
Menetapkan Angle dalam menulis
Untuk menulis sebuah berita diperlukan sejumlah pendekatan. Anda tidak hanya perlu memiliki perangka keterampilan seperti mengetahui penulisan lead berita yang lengkap tetapi juga kemampuan menuturkan berita itu secara mengalir. Berita yang ditulis mengalir akan membawa pembaca untuk mengikutinya sampai akhir meskipun secara teoritis, sebuah berita biasa hanya mentargetkan satu sampai tiga paragraf utama sudah mencakup semuanya.
Namun jika Anda memiliki keterampilan mengajak pembaca mengikuti cerita sampai akhir, ini merupakan sebuah seni tersendiri. Satu hal lagi dalam penulisan berita adalah angle atau perspektif. Setiap media massa memiliki pendekatan masing-masing dalam mengangkat cerita.
Sebagai contoh, perombakan kabinet yang mungkin berlangsung beberapa hari ini. Satu media mungkin menekankan kepada tema ekonomi sebuah sebuah angle dalam pemberitaannya. Jurnalis yang berada di lapangan karena arahan editor akan mengevaluasi tim ekonomi seperti menteri koordinasi bidang ekonomi dan keuangan, menteri keuangan dan menteri BUMN misalnya.
Angle lain yang bisa diangkat adalah komposisi kabinet dari segi perwakilan partai. Apakah partai dengan mayoritas kursi di parlemen sudah memasukkan menterinya sebagai penyalur kepentingannya. Siapa saja mereka yang masuk dan bagaimana mereka memainkan perannya.
Angle lain dalam menyorot komposisi kabinet baru adalah mengangkat soal menteri-menteri yang dianggap telah tercemar karena dugaan kasus korupsi. Ini juga menarik untuk menjadi sebuah angle berita. Dengan amannya menteri tertentu, maka berbagai pendapat bisa ditarik dari perkembangan tersebut. Perspektif ini mungkin lebih menarik daripada hanya berbincang soal tim ekonomi dan keterwakilan politik.
Banyak angle lain yang juga bisa diangkat. Setiap media baik elektronik maupun cetak memiliki peluang menyajikan laporan dan analisa komprehensif setiap ritual dalam politik ini.
Teknis Dalam Televisi
Hal-hal teknis dalam televisi yang harus diperhitungkan:
- Pesan Media Televisi sifatnya sekilas sehingga pesan cepat terlupakan
- Metode paling sederhana di dalam penempatan gambar di televisi adalah:
Metode TRIANGGULASI(menempatkan benda tepat di bagian tengah layar)
Ketika mengambil gambar seseorang, harus diperhitungkan komposisi pada ruang kosong di atas kepala.Inilah yang disebut: HEAD ROOM (ruang kepala)
Ketika melakukan pengambilan gambar, kamera tidak boleh melewati garis arah gerakan, disebut: GARIS IMAJINER
Hal-hal yang harus diperhatikan:
1. Televisi sifatnya sekilas à pesan cepat terlupakan Konsekuensi: harus membuat kata/kalimat yang mudah diingat
2. Pesan Televisi disajikan dalam bentuk audio-visual(suara dan gambar) à “No Picture no News”Konsekuensi: jangan memberikan penjelasan terhadap gambar.
3. Gambar dalam televisi sangat terbatas Konsekuensi: kamera harus merekam apa yang ingin diketahui pemirsa
4. Televisi lebih mengutamakan gambar (visual) Konsekuensi: - mendahulukan ada gambarnya, ketimbang artistik gambar.
5. Pemirsa lebih tertarik pada gambar dari pada kata-kata.
Kemasan Berita Televisi:
1. BERITA COPY
- Berita Copy, merupakan cara paling dasar dan sederhanadalam menyampaikan berita di televisi
- Berita Copy dibuat, jika peristiwanya sangat penting
- Bisa dibuat dengan cepat, karena tidak perlu persiapanyang terlalu banyak.
- Tidak ada gambar, karena baru saja terjadi, bahkan mungkin masih berlangsung.
- Bisa dilakukan dengan cara “phono” (penyiar menelepon langsung reporter yang berada di lokasi kejadian)
- Jika memiliki perangkat SNG, bisa ditayangkan langsung dari lokasi kejadian à on the spot
- Presenter tampil di layar, membacakan berita copy secara utuh dari awal sampai akhir
- Lamanya berita copy antara 30-45 detik
2. READERS / GRAFIX
- Readers/Grafix, merupakan cara paling dasar berikutnya
- Format ini digunakan jika sebuah peristiwa, baru saja terjadi dan reporter belum memiliki akses untuk merekam gambar kejadian ke dalam kaset video.
- Presenter hanya tampil membacakan intro, diikuti dengan tayangan grafis (data, angka, peta lokasi, still foto, dll.)
- Presenter masih terus membacakan berita, ketika gambar atau grafis tersebut ditayangkan.-akhir dari berita readers/grafix, bisa di wajah anchor atau di gambar/grafix yang ditayangkan - Lamanya berita Readers/Grafix: 15-30 detik.
3. CLIPS ONLY
- Intro dibacakan Anchor, disusul dengan Sync Narasumber
- Berita Clips Only, akan dimunculkan jika Narasumber merupakan orang yang sangat penting
- Atau jika sync dari narasumber “menghebohkan”
- Intro yang dibacakan Anchor maksimum 3 kalimat
- Lamanya berita Clips Only: 40-45 detik
- Intro memuat: Topline, Background dan Context
- Topline: kalimat pertama dari sebuah intro
- Background: latar belakang fakta, mengapa peristiwa terjadi
- Context: kejadian lain yang terkait dengan peristiwa itu
4. OoV (Out of Vision)
- Berita hanya dibacakan Anchor tanpa Voice Over (VO)
- Ketika membacakan intro, Anchor muncul di layar, disusul dengan gambar tanpa VO.
- Ketika gambar sedang ditayangkan, Anchor masih tetap membacakan berita OoV.
- Ketika gambar selesai, Anchor masih membacakan berita
- Alasan dibuatnya berita OoV:
- Tidak cukup waktu untuk dibuat jadi berita paket
- Tidak cukup kuat untuk dibuat jadi berita paket
- Lamanya berita OoV: 45 detik
5. BERITA PAKET (PACKAGE)
- Unsur penting yang harus ada dalam berita paket:
a. Intro à dibacakan oleh Anchor
b. Sequences à gambar-gambar dari peristiwa berita
c. Sync à suara langsung dari narasumber
d. Voice Over (VO) à narasi berita di-dubbing oleh Reporter
e. Stand-Up à reporter tampil di layar mengakhiri berita
f. Natural Sound (natsound) à suara alami di lokasi peristiwa
- Kata-kata dalam VO, tidak boleh sama dengan sync, jika sama disebut redundant.
- Ketika Stand-Up, akan muncul: identitas Reporter, identitas Stasiun Televisi dan lokasi tempat kejadian
- Stand-Up merupakan “Standard Out Cue” (SoC)
- SOC : tanda akhir dari sebuah berita à disebut juga Pay 0ff Kalimat SoC
- misalnya:“Ida Bagus Oka, Metro TV melaporkan dari Denpasar Bali…”
- Lamanya Berita Paket: 1 menit 45 detik (maksimum)
Struktur Berita Paket:
Intro dibacakan Anchor ……………………. 10 detik
Voice Over dubbing oleh Reporter .…….… 10 detik
Bridge to Sync-1
Sync-1 (korban dari kejadian) ………….… 30 detik
Voice Over dubbing oleh Reporter .……… 10 detik
Bridge to Sync-2
Sync-2 (pihak bertanggung jawab) …………… 30 detik
Sequence tanpa V/O………………………….…. 8 detik
Pay off/SOC/VO Penutup ……………..……… 15 detik
Stand-Up ReporterTotal berita paket……….1.45 menit
Dalam sebuah Berita Paket (package) terdapat:
1. Intro
2. Angle
3. Sequence
4. Voice Over
5. Vox Pop
6. Stand-Up
7. Grafix
8. Nat Sound / Atmosfer
- Intro = kalimat pertama dari berita
- Angle = sisi yang akan diangkat dalam pemberitaan
- Sequence = gambar-gambar yang akan diambil oleh kameramen
- Voice Over = narasi yang akan mengisi tayangan sequence
- Vox Pop = pendapat singkat dari orang-orang tentang peristiwa
- Stand-Up = Reporter berbicara ke Pemirsa menghadap kamera
- Grafix = data-data diluar sequence: gambar, foto, sketsa, peta lokasi, dll.
- Nat Sound = atmosfher, suara alami yang terekam di lokasi kejadian
Jika kita bruntung semua unsur di atas bisa didapat di satu lokasi kejadian Contohnya pada peristiwa Kebakaran atau Penggusuran.
Alur Perjalanan Berita Sebelum Ditayangkan
1. Sekembalinya dari lapangan, Reporter harus segera melapor kepada Produser, mengenai berita yang baru saja diliputnya.
2. Jika Produser setuju berita itu dibuat menjadi “berita paket”,maka Reporter langsung membuat intro berita.
3. Setelah intro selesai, Reporter melakukan preview dan logging (mencatat gambar-gambar yang akan dipakai dan memilih sync)
4. Selanjutnya Reporter menulis naskah berita (narasi untuk VO),disesuaikan dengan gambar dan sync yang dipilih Reporter
5. Setelah naskah berita (narasi) selesai, Reporter melakukan perekaman suara (dubbing)
6. inilah yang disebut voice over
7. Terakhir mengedit gambar dan menggabungkannya dengan narasi (mixing), hingga menjadi hasil edit yang siap untuk ditayangkan, disebut final cut
8. Diposkan oleh Phyrman di 07:52
9. Label: TELEVISI
Persiapan wawancara
Wawancara adalah satu hal penting bagi seorang jurnalis. Wawancara merupakan kegiatan utama jurnalistik. Tanpa wawancara tidak menarik isi berita. Wawancara baik yang sifatnya panjang, singkat atau dadakan merupakan pilar dari hampir semua laporan. Bahkan ketika menulis feature pun wawancara menjadi alat sangat penting.
Beberapa persiapan perlu dilakukan sebelum wawancara:
1. Baca dan lakukan riset sebelum wawancara. Baru-baru ini saya akan melakukan wawancara mengenai buku Menteri Kesehatan Siti Fadilah berjudul Saatnya Dunia Berubah. Buku ini menjadi kontroversi karena edisi bahasa Inggris memuat kalimat mengenai Amerika Serikat yang dianggap mungkin membuat senjata biologi dari virus flu burung yang disimpan WHO. Saya membaca berbagai ulasan, wawancara, artikel tentang buku itu sebelum wawancara. Maka pertanyaannya menjadi menajam, misalnya apa alasan penulisan buku dan mengapa heboh, serta benarkah ada tuduhan itu.
2. Susuan pertanyaan dari yang paling dasar sampai paling pokok. Artinya jika wawancara itu hanya akan digunakan sebagai bagian dari laporan, maka susun kalimat yang akan dijadikan bagian utama dari laporan.
3. Mempersiapkan pengembangan gagasan bila pertanyaan yang sudah disiapkan ternyata tidak tepat sesuai harapan. Artinya plan B tetap disiapkan agar wawancara tidak mati kutu atau berhenti gara-gara tidak sesuai dengan keinginan kita. Barangkali dalam acara spontan yang mengalir dari wawancara - khususnya untuk radio dan televisi - mungkin lebih atraktif daripada yang sudah disiapkan. Namun pegangan tetap harus ada sehingga tepat sasaran.
4. Siapkan peralatan dengan baik. Alat rekam, baterai, block note, alat tulis, apapun yang mendukung wawancara jangan ketinggalan. Alat rekam yang ketinggalan akan membuat wawancara sulit diuraikan nantinya karena akan mengandalkan catatan saja.
5. Jalin kontak dengan ajudan atau staf yang dekat dengan nara sumber, misalnya menteri apabila diperlukan. Atau jalin kontak dengan nara sumber langsung melalui alat komunikasi sehingga janji wawancara tidak terlupakan.
6. Jika wawancara dilakukan secara mendadak, persiapan tidak begitu banyak, buat keputusan satu dua ide langsung untuk dijadikan laporan utama. Pengalaman melakukan wawancara akan benyak membuat Anda terbiasa dengan ide-ide spontan.
Tata Cara Wawancara
Wawancara adalah salah satu faktor penting dalam menggali informasi dari nara sumber, dalam hal ini rumah tangga sample. Dengan teknik wawancara yang baik dan benar diharapkan tujuan interview akan tercapai. Setiap moderator harus mengetahui teknik wawancara yang efisien dan efektif.
Wawancara yang Efisien dan Efektif:
1. Persiapan diri dengan baik dengan cara memahami sepenuhnya cakupan isi dan maksud dari setiap pertanyaan.
2. Camkan dalam hati bahwa kita yang butuh data, bukan responden.
3. Kembangkan dan pertahankan suasana komunikasi yang baik dengan responden dengan cara bersikap ramah , sopan, bersahaja, dan jangan tergesa-gesa.
4. Untuk jenis-jenis pertanyaan yang (agak) sulit dijawab oleh narasumber, gunakan cara lain dalam bertanya tanpa mengubah makna dari pertanyaan.
5. Apabila jawaban narasumber agak meragukan, ditayakan kembali lagi dengan gaya pretallan yang lain
Perencanaan dalam Rapat Budgeting Redaksi
Ø Perencanaan program berita dimulai dari rapat Budgeting di redaksi, yakni menentukan :
- kebijakan editorial berita hari itu,
- alokasi berita untuk setiap segment di program berita, & siapa saja narasumber penting yang harus diwawancara
- segment wawancara, termasuk menentukan angle dan siapa narasumbernya.
Penentuan Angle & Narasumber Wawancara
Ø Dari sebuah topik berita yang akan diangkat/ ditayangkan, dapat dibuat beberapa paket berita dengan berbagai angle atau fokus bahasan yang lebih spesifik.
Contoh : topik buruh,
Angle :
- Peran buruh migran dlm menghasilkan devisa dalam 3 tahun terakhir
- Kinerja dan kualitas buruh Indonesia dlm menunjang industri manufaktur di Indonesia
- Demo buruh menentang UU Ketenagakerjaan
Ø Berdasarkan angle wawancara yang dipilih maka kemudian akan lebih mudah menentukan narasumber dan data pendukung yang diperlukan.
Ø Narasumber : semua stakeholders yang terkait dengan topik. Mis. topik buruh :
- Pengusaha
- Buruh perorangan
- Serikat pekerja
- Departemen Tenaga Kerja
- DPR (pembuat UU)
Ø Tentukan mengapa dan target apa yang akan digali dari narasumber :
- Fakta-fakta untuk direkam
- Opini
- Experties/ keahlian dari narasumber
- Kombinasi dari semua
- Informasi singkat
- Informasi mendalam
Riset Untuk Persiapan Wawancara
Riset :
• Mencari dan/atau mengumpulkan data
• Mengolah data
• Membuat analisis
• Kesimpulan
Sumber Data :
• Koleksi Dokumentasi
• Media Cetak
• Data Liputan
• Internet
Menembus Akses Narasumber
Ø Pastikan memiliki nomor telefon orang-orang penting, bila perlu lebih dari satu nomor, atau nomor pihak yang berhubungan satu sama lain.
Ø Telepon lebih dulu narasumber untuk menentukan tempat dan waktu wawancara
Ø Apabila narasumber penting keberatan, jangan menyerah beri penjelasan, atau katakan kita akan lebih fleksibel untuk waktu & tempat, asal masih memperhatikan deadline tayang.
Ø Kunjungi langsung dimanapun dia berada, coba segala kemungkinan untuk mengetahui informasi awal atau narasumber lain yang representatif, meski belum tentu bisa langsung wawancara dengan kamera.
Deadline
Ø Reporter tidak punya banyak waktu untuk riset, karena ada deadline tayangan. Pekerjaan meliput dan mewawancara harus disesuaikan dengan deadline/ realistis dengan deadline.
Ø Apabila meliput & mewawancara narsumber, hari itu juga harus tayang, kumpulkan hanya data awal yang penting (tidak perlu riset mendalam), lalu langsung hubungi dan datangi narasumber. Data awal dilengkapi wawancara narasumber dapat menjadi berita “hardnews”