MODUL 4
TEKNIK PENYIARAN
Oleh : Drs. Andi Fachrudin M.M.Si
Penyiaran/broadcasting adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan /atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
Siaran berarti pemancaran gelombang elektromagnetik dan atau gelombang yang lebih tinggi, yang bermuatan sinyal atau simpul listrik yang berasal dari mata acara, dalam bentuk audio atau audiovisual, yang dapat diterima (didengar atau dilihat) oleh khalayak melalui pesawat penerima (radio atau televisi) dengan atau tanpa alat bantu.
Pengertian tersebut diatas siaran merupakan proses perubahan dari mata acara atau rangkaian mata acara menjadi sinyal atau simpul listrik, baik suara maupun gambar proyeksi. Selanjutnya sinyal ini dipancarkan, dalam arti ditumpangkan atau dimuatkan di dalam pancaran gelombang eletromagnetik yang dapat diterima oleh pesawat penerima untuk diubah menjadi suara dan gambar kembali.
Secara teknis, prinsip dasar siaran radio adalah suara dirubah menjadi sinyal suara di dalam mikrofon, lalu sinyal suara ini ditumpangkan pada pancaran gelombang elektromagnetik yang dapat diterima oleh sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima radio, dan di dalam pesawat radio, sinyal suara dirubah kembali menjadi suara di dalam audio/loudspeaker.
Pada siaran televisi prinsip dasarnya lebih rumit, karena baik suara maupun gambar diatur sedemikian rupa agar tersaji dan diterima oleh pemirsa secara sinkron. Proses pembentukan suara sama dengan proses siaran radio, sedangkan proses pembentukan gambar dilakukan dengan sistematika sebagai berikut; Objek yang disinari akan menghasilkan sinar pantul. Sinar pantul ini dilewatkan pada sistem lensa/optik dan prisma, untuk membentuk gambar proyeksi yang mengandung warna dasar televisi, yaitu merah, hijau dan biru. Gambar proyeksi diubah menjadi sinyal gambar proyeksi di dalam pick up tube atau couple charge device (CCD), dan selanjutnya bersama-sama sinyal audio, ditumpangkan pada pancaran gelombang elektromagnetik. Pancaran ini dapat diterima oleh sistem antena untuk diteruskan ke pesawat penerima televisi. Di dalam pesawat televisi, sinyal gambar proyeksi diubah kembali menjadi gambar proyeksi di dalam cathode ray tube (CRT) atau CCD. Sementara sinyal suara diubah menjadi suara di dalam audio/loudspeaker, seperti pada proses siaran radio.
Gambar dan suara diterima oleh khalayak melalui layar televisi dan audiospeaker secara sinkron. Itulah sebabnya media televisi disebut juga media pandang dengar, karena pesannya diterima dengan cara memandang dan mendengar. Media televisi disebut juga sebagai media audivisual, karena isi pesannya berbentuk audio dan visual. Isi pesan, baik melalui media radio maupun televisi, hanya didengar atau dilihat sekilas, karena sifat media radio dan televisi hanya meneruskan isi pesan (transitory).
Dengan demikian terdapat lima syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat terjadinya penyiaran. Kelima syarat itu jika diurutkan berdasarkan yang pertama kali harus diadakan adalah sebagai berikut;
1. Harus tersedia spektrum frekuensi radio
2. Harus ada sarana pemancaran/transmisi
3. Harus adanya siaran (program atau acara)
4. Harus adanya perangkat penerima siaran (Receiver)
5. Harus dapat diterima secara serentak/bersamaan.
Kualitas audio, video dan pencahayaan yang dihasilkan dari dalam studio televisi, dikontrol di dalam subcontrol sebelum dikirim ke ruang master control. Materi siaran, selain berasal dari studio, juga berasal dari telecine (film, slide, foto, dan grafik), VTR/VCR room (video tape recorder), dispatch room, master control televisi lain, international master control (Telkom/Indosat) dan dari OB-Van (out broadcasting van/siaran luar). Seluruhnya menyatu di master control. Untuk menyusun kontinuitas jalannya program siaran dan spot iklan (TVC, PSA, Bumper, Superimpose, Running Text), disusun oleh bagian program dan traffic iklan di Programe continuity. Program dan iklan yang telah disusun dan akan disiarkan dari ruang programe countinuity dikirim kembali ke master control untuk diteruskan ke TX (pemancar) dan dipancarkan, baik berupa pancaran UHF maupun VHF.
Pada siaran berita, penyiar yang menyampaikan lead disiarkan secara langsung tetapi materi beritanya berbentuk materi siap siar (kaset) diputar ulang dari ruang VTR/VCR. Apabila terjadi dialog langsung antara penyiar di studio dengan reporter di lapangan maka siarannya langsung live.
Sedangkan mata acara yang siarkan ada yang bersifat siaran langsung dan ada juga siaran tunda (recording). Seperti film, sinetron, dan lain-lain disajikan dalam materi siap siar/tunda. Tetapi acara konser musik live, kuis, dan lain-lain biasa disajikan live/langsung.
Memahami peralatan teknik yang ada dalam studio siaran, salah satunya adalah mikrofon. Mikrofon ini berfungsi untuk komunikasi dengan pemirsa. Penggunaan mikrofon yang benar merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk keefektifan kualitas siaran. Komunikasi di radio merupakan pancaran bunyi melalui gelombang udara. Agar dapat mencapai proses tersebut, mikrofon digunakan untuk mengubah gelombang bunyi ke dalam bentuk energi listrik. Energi ini mengeraskan dan mengubah frekuensi gelombang radio oleh piranti pancaran dan siaran pada frekuensi radio. Penerimaan siaran, pola elektrik diubah kembali ke dalam gelombang bunyi yang muncul dari pengeras suara. Sebagai pemahaman dasar untuk aspek teknik radio, berikut ini ada beberapa hal yang dapat dipahami sebagai proses dalam menjelaskan perlengkapan membuat komunikasi radio menjadi mungkin.
Bunyi terdiri dari atas partikel gelombang udara yang menyebabkan sesuatu bergerak. Ketika audio masuk kedalam mikrofon, udara keluar dari paru-paru melalui kotak suara yang membentuk getaran suara dari partikel udara. Hal ini diubah oleh alat resonansi di kepala dan tenggorokan, produk yang dihasilkan dari mulut dan hidung disebut suara/audio. Bunyi musik adalah hasil dari sebuah biola oleh bergetarnya sebuah kawat yang mengunakan sebuah kotak melengkung pada biola seperti alat atau sesuatu yang memantulkan suara. Bunyi merupakan suatu produk berkenaan dengan hukum alam yang dibawa ke dalam energi alam dan jumlahnya terbatas. Hasil bunyi sebuah biola atau suara manusia digunakan secara periodik atau reguler dan ini menyenangkan untuk didengar, karena bunyi diterima melalui telinga.
DASAR-DASAR MIKROFON
Mikrofon memiliki beberapa jenis yang menjadi mitos. Mikrofon sangat berperan untuk menentukan suara yang dihasilkan. Ada mikrofon yang cocok untuk merekam musik dan ada pula baik untuk suara. Suara manusia mampu mengeluarkan spektrum suara yang sangat lebar, jadi tidak salah jika seorang penyiar memahami mikrofon profesional yang biasanya digunakan untuk penyiaran dan perekaman. Sehingga menghasilkan output yang berkualitas.
Terdapat beberapa macam dan ukuran mikrofon. Mikrofon dikelompokkan dalam empat cara penggunaan, yakni;
1. Menurut metode penggunaan listrik dan suara
Bagian mikrofon yang mengubah suara menjadi listrik disebut elemen. Terdapat tiga elemen dasar, yaitu; dinamis, pita, dan kondenser.
- Mikrofon dinamis
Mikrofon ini disebut juga mic koil bergerak, memiliki suatu diafragma yang tersambung dengan sebuah koil kabel. Koil kabel ini terletak didalam bidang magnet dari suatu magnet permanen yang juga terletak dalam mikrofon. Ketika gelombang suara mencapai diafragma yang terletak di dalam layar kabel sebagian besar mikrofon, diafragma tersebut bergetar ke depan dan kebelakang. Hal itu meneyebabkan koil bergerak kedepan dan kebelakang melewati bidang magnet. Seperti yang telah dikatakan bahwa ketika suatu konduktor listrik (seperti koil kabel) bergerak melewati bidang magnet, berarti suatu gelombang listrik dilepaskan melalui konduktor tersebut. Mikrofon dinamis dapat dibagi menjadi dua kategori umum berkaitan dengan respons frekuensinya, yaitu mikrofon dinamis yang memiliki respons tepat antara 100 sampai 12.000 Hz dan yang memiliki respons dengan frekuensi antara 50 sampai 15.000 Hz.
- Mikrofon Pita
Mikrofon ini bekerja menurut prinsip yang sama dengan mikrofon dinamis. Kedua jenis mikrofon ini mengunakan magnet internal. Perbedaan di antara keduanya adalah bahwa mikrofon pita mengunakan suatu pita logam tunggal sebagai elemen bergeraknya, sementara mikrofon dinamis menggunakan diafragma dan koil. Pita bergetar dalam bidang magnet kemudian menimbulkan daya listrik.
- Mikrofon kondenser
Kata kondenser merupakan sebuah nama lama untuk alat listrik yang sekarang disebut kapasitor. Sebuah kapasitor mengandung dua lembaran berbentuk piring yang dipisahkan oleh bahan nonkonduktor (suatu bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik). Salah satu piring ini bersifat fleksibel. Suatu daya listrik yang konstan dimunculkan pada setiap lembaran piring dan hubungan listrik muncul diantara kedua-nya, daya itu diberikan oleh sumber tenaga terpisah, seperti baterai dalam mikrofon itu sendiri. Ketika gelombang suara mengenai piring yang bergerak, maka hubungan listrik di antara keduanya berubah dan mengakibatkan gelombang listrik mengalir.
2. Menurut sifat arah mikrofon
3. Menurut respons frekuensi mikrofon
4. Menurut penggunaan mikrofon
Cara lain yang dapat dilakukan yakni mikrofon dikelompokkan menurut keefektifan dalam menghasilkan suara dari berbagai arah. Jenis mikrofon yang berbeda memiliki karakteristik arah yang berbeda pula. Axis suatu mikrofon adalah garis lurus yang ditarik dari mikrofon menuju arah terbaik di mana ia bisa merespons suara yang masuk.
Adapun pola umum mengenai karakteristik arah mikrofon sebagai berikut;
1. Omnidirectional (arah melingkar)
Mikrofon omnidirectional adalah mikrofon yang didesain agar sensitif dalam menerima suara yang datang dari semua arah. Pola mikrofon omni biasanya disebut melingkar/circular. Mikrofon lavalier adalah jenis mikrofon omni khusus yang cukup kecil untuk digantung di sekitar leher atau digantung di pakaian. Mereka sangat bermanfaat, terutama ketika mikrofon yang lebih besar terlihat mengganggu. Saat ini beberapa mikrofon lavalier telah tersedia, namun belum digunakan secara luas. Mikrofon bidirictional adalah mikrofon yang didesain untuk merespons suara yang datang hanya dari dua arah khusus. Pola pengambilan mikrofon bidirectional seperti angka 8, atau dalam tiga dimensi seperti sebuah halter.
2. Unidirectional
Mikrofon unidirectional adalah mikrofon yang merespons suara yang datang dari satu arah tertentu dengan baik. Pola pengambilan mikrofon unidirectional digambarkan seperti bentuk hati. Namun, ini tidak berarti bahwa mikrofon cardioids menolak suara yang datang dari luar axis atau sumbu. Ia hanya mengurangi volume suara-suara ini untuk proporsi suara dalam axis. Seperti yang akan kita lihat pada beberapa mikrofon, respons frekuensi di luar sumbu tidaklah buruk (tidak dipancarkan kembali secara akurat).
Respons frekuensi suatu mikrofon adalah bagaimana suatu mikrofon dapat merespons semua frekuensi gelombang suara yang mengenainya dengan baik. Suatu mikrofon yang dapat memancarkan kembali setiap range frekuensi dengan akurat dikatakan memiliki respons yang tepat dalam range tersebut.
Sebagian besar mikrofon berkualitas baik memiliki respons yang tepat terhadap sebagian besar range frekuensi yang dapat didengar oleh manusia, misalnya range audio antara 16 sampai 20.000 Hz. Namun, beberapa mikrofon tidak dapat memancarkan kembali suara yang berfrekuensi rendah dengan akurat, sementara yang lain tidak dapat memancarkan kembali suara berfrekuensi tinggi dengan akurat. Praktisnya, semua sumber suara yang kita rekam mengandung frekuensi dalam semua range suara. Jika kita mengunakan mikrofon yang memiliki respons tepat hanya dari 100 sampai 4000 Hz untuk merekam suara piano misalnya, maka hasilnya akan mudah diidentifikasi sebagai suara piano, namun range frekuensi penuh yang dihasilkan oleh piano tidak akan dapat didengar pada rekaman tersebut. Jika rekaman suara manusia adalah intelligibility, maka yang diperlukan hanyalah mikrofon yang sangat murah. Namun jika kita ingin membuat rekaman yang memancarkan kembali dengan akurat suara manusia seperti kita mendengarnya secara langsung, maka diperlukan mikrofon yang memiliki respons tepat antara 100 sampai 15.000 Hz.
Dua variabel utama yang mempengaruhi respons frekuensi pada mikrofon adalah jenis mikrofon yang dipakai (misalnya, mikrofon dinamis, pita, atau kondenser) dan penempatan mikrofon, dalam hal ini berhubungan dengan sumber suara. Umumnya mikrofon kondenser yang baik memiliki respons frekuensi yang lebih akurat daripada mikrofon dinamis atau pita. Sedangkan mikrofon pita yang tepat sangat baik digunakan untuk merekam suara.
Biasanya penyiar laki-laki mengunakan mikrofon pita karena mikrofon pita cenderung meningkatkan frekuensi suara bass. Serta mikrofon pita menghasilkan suara yang lebih hangat daripada mikrofon lainnya. Ada beberapa jenis mikrofon lainnya, yakni
1. PZM (Pressure zone microphones)
Didesain untuk diletakkan dilantai, tembok, langit-langit atau meja. Keuntungan nya ia mampu menghilangkan satu jenis suara pantulan dari bidang akustik tempat ia berada. Mikrofon ini dapat ditempatkan untuk mengurangi beberapa gema akustik dalam ruangan.
2. Mikrofon Contact
Didesain untuk bisa disambung dengan objek bergetar. Mikrofon ini tidak menerima gelombang suara di udara. Gerak objek tempat ia menempel ditransmisikan langsung ke mikrofon yang mengubahnya menjadi impuls listrik. Biasanya untuk merekam alat musik dan efek suara.
3. Mikrofon Binaural
Didesain untuk menyimulasikan karakteristik direksional telinga manusia. Mikrofon ini selalu stereo, seperti telinga kita. Untuk mendapatkan efek yang tepat dari perekaman binaural, seseorang harus mendengarnya lewat headphone.
4. Mikrofon Hydrofon
Didesain untuk dapat menerima gelombang suara dalam air. Hampir semua mikrofon dapat digunakan dalam air jika dibungkus dulu dengan lapisan anti air, namun mikrofon hidrofon tidak akan rusak dalam air.
5. Mikrofon Parabolik
Sesungguhnya mikrofon ini adalah biasa yang diletakkan pada pusat piringan parabola. Gunanya untuk membuat mikrofon lebih unidirectional. Kelemahan teknik ini respons mikrofon parabolik terhadap frekuensi rendah, karena dibatasi oleh diameter piringan/tidak praktis. Jika diameter lebarnya 3 kaki tidak akan ada respons terhadap frekuensi dibawah 300 Hz.
Sebagian mikrofon mengeluarkan tingkat listrik yang lebih panas atau lebih tinggi daripada mikrofon pita ataupun mikrofon dinamis. Sebagai tambahan, mikrofon dengan tipe yang sama akan membangkitkan jumlah listrik yang berbeda menurut volume sumber suara yang mereka terima-semakin kuat sinyal listrik. Sinyal yang begitu kuat bisa meng-overload in put dari amplifier yang cenderung lebih menguatkan sinyal yang sudah kuat ini. Hal itu merupakan sumber distorsi yang umum ketika merekam setiap suara yang keras. Distorsi yang menganggu semacam itu bisa mengeluarkan suara gemerisik, ketika suara yang direkam sangat keras.
Adapun dalam mengunakan mikrofon ada prinsip-prinsip umum menggunakan mikrofon yang perlu diketahui;
1. Berbicaralah secara normal dengan suara percakapan yang tidak keras, namun juga tidak pelan. Rata-rata jaraknya sekitar dua rentangan tangan dari mikrofon. Periksa level volume dengan jarak tersebut. Jika terdengar pelan, maka volume dibesarkan. Keseimbangan suara merupakan hal penting ketika ada beberapa mikrofon yang digunakan.
2. Hindari embusan nafas yang mengarah langsung ke mikrofon. Hal itu akan mengganggu suara yang dihasilkan khususnya jika menggunakan mikrofon dua arah (bi-directional), mikrofon pita (ribbon), atau mikrofon cepat/sensitif (velocity).
3. Jagalah jarak mikrofon yang efektif. Gerakan kedepan dan menjauh dari mikrofon akan menghasilkan perbedaan level volume.
4. Jika bicara menggunakan naskah, peganglah naskah dengan baik dan jangan terdengar suara ribut ketika membalikkan halaman. Gunakan teknik yang baik agar menghindari gangguan suara yang tidak diinginkan.
Fungsi audio console adalah kombinasi dari beberapa input untuk tombol atau saklar, kontrol volume, dan petunjuk ukuran volume. Penyiar yang mengoperasikan sendiri audio console perlu mempelajari lokasi komponen-komponen sesuai fungsinya, baik input, output, monitor, maupun komunikasi internal. Fungsi audio console yang memadukan beberapa sumber bunyi untuk menghasilkan keluaran satu bunyi yang diharapkan sesuai dengan tujuan siaran. Elemen-elemen audio console sebagai berikut;
a. Berfungsi untuk mengatur operasional sumber-sumber bunyi (tape, disc, mikrofon, tunetable, dan komputer) yang biasa dibesarkan atau dikecilkan level volumenya.
b. Sinyal-sinyal sumber dapat digunakan secara bersama-sama.
c. Sumber bunyi memiliki saluran tersendiri yang dapat dikendalikan untuk on atau off.
Pemahaman mengoperasikan audio console ini lebih mengarah kepada keterampilan mekanikal untuk menghasilkan sebuah siaran yang baik. Sebagaimana keterampilan yang lain, pembiasaan pendengaran dalam level volume juga mempengaruhi hasil siaran. Jika kurang yakin bahwa suara yang dikeluarkan sudah cukup atau belum, maka harus ditanyakan pada teknisi tentang ukuran-ukuran volume yang standar. Untuk mengoptimalkan keterampilan menggunakan audio console.
Pemancar adalah salah satu syarat penting pada teknik penyiaran atau prioritas utama untuk stasiun penyiaran radio ataupun televisi. Semakin tingginya persaingan maka pemancar stasiun penyiaran akan semakin baik kualitasnya. Untuk menyiarkan programnya melalui dan ke pemancar harus disalurkan dengan pancaran gelombang elektromagnetik. Jenis gelombang pancaran dari pemancar (TX) adalah UHF (Ultra High Frequency) atau VHF (Very High Frequency), sedangkan pancaran dari Microwave radio, Field pick up (FPU), dan dari stasiun bumi ke satelit komunikasi di antariksa (GSO) Geostasionary orbit baik uplink maupun downlink menggunakan jenis gelombang SHF (Super High Frequency). Gelombang pancaran ini tidak boleh terhalang oleh apapun atau dikenal gelombang eloektromagnetik bebas hambatan.
Satelit yang dipergunakan dalam proses komunikasi adalah satelit komunikasi. Satelit komunikasi, ada yang dipergunakan untuk proses telekomunikasi dan ada juga yang dirancang khusus untuk keperluan siaran radio dan televisi yang lazim disebut dengan direct broadcasting satellite (DBS).
Satelit komunikasi dan DBS dilengkapi dengan transponder, yang berfungsi untuk memancarkan sinyal kembali ke bumi. Pancaran sinyal super high frequency (SHF) dari stasiun bumi ke satelit disebut Uplink dan satelit ke stasiun bumi disebut Downlink. Satelit komunikasi ditempatkan di garis edar satelit atau geostationary orbit, yaitu suatu wilayah di ruang angkasa setinggi 35.860 km diatas garis katulistiwa.
Pancaran sinyal super high frequency (SHF) dari transponder satelit dapat meliputi 1/3 dunia. Dengan demikian, untuk menghubungkan berbagai tempat di muka bumi diperlukan tiga satelit komunikasi. Sedangkan lokasi tempat netral yang dapat digunakan untuk ketiga satelit komunikasi tersebut adalah;
- Di Samudra India (India Ocean Region)
- Di Samudra Atlantik (Atlantik Ocean Region)
- Di Samudra Pasifik (Pacific Ocean Region)
Komponen ruang angkasa yang digunakan adalah satelit komunikasi dan transponder (untuk saluran telpon, radio dan televisi). Sedangkan komponen darat yang menunjang stasiun pengendali bumi (stasiun bumi), antena parabola, transmitter untuk uplink dan receiver untuk downlink.
Dalam menyelenggarakan suatu siaran, apakah itu radio atau televisi, maka mutlak diperlukan adanya spektrum frekuensi radio namun frekuensi ini digunakan juga dalam penyiaran televisi. Spektrum frekuensi dapat diasumsikan sebagai suatu jalur atau jalan tempat merambatnya sinyal yang membawa suara, gambar dan sebagainya. Jalur ini tersebar di udara yang tidak terlihat atau dirasakan oleh indra manusia. Tidak semua orang dapat menggunakan spektrum frekuensi radio yang disebabkan jumlahnya terbatas, dan karenanya penggunaannya harus diatur dan diawasi. Spektrum Frekuensi Radio menurut undang-undang penyiaran adalah kumpulan pita frekuensi radio yang berbentuk gelombang elektromagnetik serta memiliki lebar tertentu. Spektrum frekuensi radio terdiri atas kanal frekuensi radio yang merupakan satuan terkecil dari spektrum frekuensi radio yang ditetapkan untuk suatu stasiun radio.