MODUL 14
OPERASIONAL STASIUN PENYIARAN
OLEH : Drs.H.SYAFEI.S
POKOK BAHASAN
Pengertian operasional Stasiun penyiaran mencakup tentang Penyiaran program yakni fungsi Transmisi Televisi/Antena, Teresterial, Broadcasting Satelit, Stasiun Televisi.
DESKRIPSI
Pokok bahasan tentang operasional penyiaran membahas mengenai fungsi Transmisi Televisi/Antena, Teresterial, Broadcasting Satelit pada Stasiun Penyiaran Televisi
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti pokok bahasan ini setidaknya Mahasiswa mengerti dengan jelas operasional Stasiun penyiaran yang mencakup tentang fungsi Transmisi Televisi/Antena, Teresterial, Broadcasting Satelit pada Stasiun Penyiaran Televisi.
OPERASIONAL STASIUN PENYIARAN
KEPUSTAKAAN
1.WAHYUDI J.B, DASAR-DASAR JURNALISTIK RADIO DAN TELEVISI, GAJAH GITA
2.ASEPSYAMSUL .ROMLI, BROADCAST JOURNALISM, YAYASAN NUSANTARA CENDIA, BANDUNG,2004
3. MORISSAN , MEDIA PENYIARAN
RAMDINA, PRAKARSA, JAKARTA 2005
SYSTEM TRANSMISI TELEVISI
Siaran Televisi sebelum dapat dinikmati oleh para Pemirsanya atau Audien Televisi melalui layar televisi / pesawat penerima Televisi telah melalui proses yang cukup panjang karena melibatkan begitu banyak orang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya masing-masing tentang pertelevisian.
Audio dan Video atau Gambar dan Suara yang dikirim sampai kerumah-rumah Penonton atau Audien bisa mempunyai jarak yang sangat dekat dengan Stasiun Televisi dan dapat juga sangat jauh dari Stasiun Televisi atau dari sumber mana acara itu berada, seperti diluar negeri , Eropa, Amerika, jepang dan Negara lainnya didunia ini.
Hal ini dimungkinkan dengan adanya Satelit Komunikasi yang mengorbit diangkasa atau di geostsioner orbit. Dalam pelaksanaannya untuk pemancaran signal gambar dan suara, Stasiun Televisi menggunakan Radio frekuency seperti sebagai berikut :
• Very high frequency (Frekuensi yang sangat tinggi)
• Ultra high frequency (Frekuency ultra yang tinggi)
Kedua system transmisi ini digunakan oleh Pemancar Televisi yang merupakan bagian dari Stasiun Televisi dalam memancarkan atau mentransmitkan signal audio(suara) & signal video (gambar) ke televisi yang ada dirumah-rumah
Pada system transmisi Very High Frekuensi (VHF) getaran frekuensinya bergerak pada frekuensi sekitar antara 54 MHZ (megahertz) sampai dengan 216 MHZ (megahertz) untuk Frequency Carrier (frekuensi pembawa)nya. Yang dimaksud frekuensi pembawa disini adalah frekuensi yang membawa signal gambar dan suara tersebut dengan frequency sekitar 5 MHZ dari sebuah Pemancar Televisi agar sampai ke antenna receiver yang ada dirumah-rumah pemirsa.
Sementara system transmisi Ultra High Frequency (UHF) sinyal yang bergerak pada frekuensi antara 470 MHZ (Megaherzt ) sampai 890 MHZ (Mega hertz), dengan panjang gelombang antar 0.1 meter - 1 meter.
Stasiun Televisi Swasta dan Stasiun Televisi Public (TVRI) di Indonesia mengirim siarannya dengan menggunakan Pemancar dengan system frekuensi Utra High Frequency ( UHF).
Daftar frekuensi teresterial yang dipakai pemancar Televisi di Indonesia menurut Ciptono Setyo budi, Pengantar Tehnik Broadcasting Televisi, Graha Ilmu Jakarta 2005 yang dikutip Morissan, Media penyiaran adalah sebagai berikut:
Stasiun Televisi Channel Frekuensi
Trans TV 29 UHF 535,25 MHZ
TPI 37 UHF 599,25 MHZ
TVRI 39 UHF 615,25 MHZ
Indosiar 41 UHF 631,25 MHZ
SCTV 45 UHF 663,25 MHZ
RCTI 47 UHF 647,25 MHZ
ANTV 48 UHF 679,25 MHZ
TV7 49 UHF 695,25 MHZ
Lativi/TV ONE 53 UHF 727,25 MHZ
Metro TV 57 UHF 759,25 MHZ
Radio frekuensi yang memancarkan signal Televisi (Audio/Video) berprilaku seperti cahaya, dimana signal tersebut mengembara berjalan diudara lurus seperti cahaya dan tidak dapat menembus object yang keras seperti gedung dan gunung yang tinggi.
Dia juga tidak dapat dibengkokkan disekitar bumi oleh Ionosphere seperti layaknya gelombang pendek Radio, oleh sebab itu maka kita tidak dapat menerima siaran Televisi langsung dari beratus-ratus kilometer jaraknya dari Stasiun Televisi seperti yang dapat dilakukan Siaran Radio.
Transmissi Siaran Televisi hanya dapat menjangkau area kira-kira 70 kilometer radius tergantung dari Power atau kekuatan pemancar serta ketinggian Tiang/Menara Pemancar dan struktur alam. Untuk memancarkan signal Televisi berupa Gambar dan Suara untuk jarak yang sangat jauh, diperlukan microwave Relay Station dan Satelit bumi.
Suara dan gambar dipancarkan melalui link station ini dengan power yang rendah dan diperkuat oleh stasiun lokal untuk keperluan siaran didaerah mereka.
Untuk dapat menerima siaran yang dipancarkan Stasiun Televisi melalui antenna pemancar nya, maka pesawat penerima dirumah harus menggunakan Yagi Antena yang ditempatkan pada tempat yang tinggi atau diatas atap rumah. Antena ini berfungsi menerima sinyal yang dikirim oleh stasiun Televisi melalui Pemancarnya. Secara tehnis Antena penerima sendiri terdiri dari, director, antena dan reflector dan secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
Director terletak posisi paling depan berfungsi untuk mengarahkan signal yang datang untuk memasuki pesawat televisi
Reflektor terletak pada posisi yang paling belakang dari antena yang berfungsi menolak signal yang datang dari samping, agar signal ini tidak memasuki pesawat receiver, kalau dia tetap masuk yang diakibatkan oleh tidak terarahnya posisi antenna maka gambar akan berbayang ( ghost)
Kemudian antenanya sendiri yang melingkar berupa coil menerima signal Televisi yang disebut dipole antenna berfungsi meneruskan signal frequency carrier yang telah dipancarkan oleh transmisi Televisi ke Pesawat Televisi penerima.
Untuk melaksanakan transmisi siaran televisi ada beberapa system penyiaran sebagai berikut: .
TRANSMITION SYSTEM
• 1 Terrestrial system, atau disebut juga ground wave system
• 2 Satellite system, - Rebroadcast System, Repeating system over ground station, Transmisi signal dari satelit dikirim langsung ke ground station( stasiun bumi) kemudian dikirim ke pemancar baru dipancarkan kerumah-rumah - Semi DBS system (semi Direct broadcasting satellite) system. Transmisi dari satelit kemudian diterima oleh ground stasiun atau antenna parabola dan dikirim langsung kerumah-rumah. -Direct Broadcasting Satellite system,Transmisi signal dari satelit langsung ke antenna parabola dirumah dan diteruskan ke pesawat penerima televisi.
• 3 Cable system, over Television cable, Transmisi signal langsung dikirim melalui kabel kerumah-rumah.
SYSTEM TERRESTERIAL
Pada sistem ini Pemancaran dari satu microwave ke microwave yang lain menggunakan frekuensi SHF (Super high frequency) yang mempunyai karakter yang tidak dapat diganggu oleh benda keras seperti pohon, gedung tinggi dan gunung.
Itulah sebabnya microwave links ditempatkan pada daerah yang cukup tinggi seperti gunung, bukit, dan gedung yang tinggi.
Disebabkan bahwa kemampuan suatu Pemancar hanya dapat memancarkan signal televisi sekitar 70 kilometer radius, maka kita terpaksa harus meletakkan pemancar lain sebagai Repeater, agar signal yang dikirim dapat mencapai tempat yang lebih jauh.
System pemancaran ini disebutkan juga system pemancar diatas tanah Karena pemancaran signalnya melalui link stasiun yang dibangun diatas tanah yang selalu bersamaan dengan gedung pemancar ataupun relay station (stasiun relay).
System microwave ini juga dapat dipakai untuk keperluan siaran langsung yang dilakukan diluar Stasiun Televisi.
Caranya adalah dengan menempatkan field pick up unit di mobil OB Van dan signal dari OB Van unit dikirim ke FPU (field pick up unit) transmitter dan kemudian signal tadi dirim langsung ke Studio disebuah Stasiun Televisi dan dan Studio Stasiun televisi ini baru dikirim ke pemancar dan baru sampai kerumah-rumah
Sehingga signal microwave ini mempunyai tugas penyiaran dengan 2 fungsi, yakni membuat siaran langsung dari suatu tempat kejadian acara dan memperluas jangkauan siaran televisi dengan membangun beberapa repeater stasiun pengulang dan pemancar
Televisi.
SYSTEM SATELIT
System satelit dalam pelaksanaannya dapat melakukan beberapa cara untuk mentransmisi signal televisi;
2.REBROADCASTING SYSTEM (Sistem siaran Pemancaran Ulang)
system ini yang dipakai oeh Satelit komunikasi di Indonesia seperti Satelit SKSD ( Sistem komunikasi satelit domestic ) Palapa, dan juga dipakai banyak Negara didunia menggunakan system ini untuk komunikasi Televisi penyiarannya baik untuk keperluan didalam negeri maupun luar negeri. Pada system komunikasi satelit ini dalam penyebar luasan informasi, satelit dibantu oleh ground station (stasiun bumi). Beberapa daerah di Indonesia dibangun stasiun bumi untuk dapat menangkap gelombang elektro magnetic yang dihasilkan peralatan elektronik di Studio Stasiun Televisi. Untuk Transmisi menggunakan Satelit Palapa, maka siaran Televisi dari Stasiun pusat Jakarta dipancarkan ke Stasiun Bumi di Cibinong provinsi jawa barat terlebih dahulu , kemudian dari Cibinong dipancarkan ke Satelit Palapa.
Untuk dapat menjangkau Dunia, dibutuhkan tiga Satelit komunikasi seperti Satelit Intelsat yang dapat melayani komunikasi seluruh Dunia dengan menempatkan Satelitnya ditiga tempat diantaranya satu diatas Lautan Atlantik, satu diatas Lautan Fasifik, dan satu lagi diatas Lautan Hindia
Untuk lebih jelasnya dalam penyiaran menggunakan Satelit komunikasi secara Tehnis adalah sebagai berikut:
Sebagai contoh adalah Satelit Palapa yang banyak dipakai Stasiun Televisi Publik maupun swasta,baik untuk konsumsi Lokal, maupun Nasional.
Siaran dari ibukota provinsi, dari Studio Stasiun Nasional , signal gambar dan suara dikirim ke Satelit melalui ground station (stasiun bumi).
Dalam penyampaiannya, signal Stasiun tersebut dikirim dari Master control dan dari ruang Master control inilah signal diteruskan kepemancar Stasiun Televisi. Dari Pemancar Televisi signal gambar dan suara di transmisikan melalui system VHF ataupun UHF ( Very high frekquency atau Ultra high frequency) dan langsung ditransmisikan ke receiver (pesawat penerima televisi) yang berada dirumah-rumah.
Namun untuk disiarkan atau dipancarkan kedaerah-daerah karena cukup jauh maka route perjalanan signal audio video tadi adalah sebagai berikut:
Audio dan Video (suara dan gambar) dari gedung Stasiun Televisi yakni dari Master control dan Program continuity, signal Audio Video tersebut dikirim ke Ground Station (Stasiun bumi) yang ada di komplek Stasiun Penyiaran dan dari Stasiun Bumi ini yang juga disebut Uplink, signal Audio Video ditranmisikan ke Satelit yang ada atau yang mengorbit didaerah Geostasionary Orbit . Melalui transponder Satelit ini signal Gambar dan Suara dtransmisikan lagi ke Stasiun bumi ( Downlink) dan selanjutnya signal diproses di Pemancar dan langsung ditransmisikan ke receiver (Pesawat penerima televisi) Pemirsa yang ada dirumah-rumah.
SEMI DBS SYSTEM, (Sistem semi siaran langsung dari satelit)
Sistem ini digunakan bila sekelompok orang menginginkan menerima siaran televisi melalui antena parabola dan dari antenna parabola ini signal audio dan video disalurkan melalui kabel kerumah-rumah secara parallel atau bersamaan. Kegunaan lain juga dapat dilakukan kepada penghuni flat yang tinggal atau berada ditempat yang paling bawah dari gedung sehingga tidak memungkinkan memasang antenna, maka dia perlu melakukan sistem Semi DBS ini.
Secara tehnis perjalanan signal audio dan video adalah sebagai berikut:
Signal audio dan video dikirim atau ditranmisikan mulai dari studio melalui stasiun bumi
Yang ada, dan dari stasiun bumi signal audio/video dipancarkan kesatelit komunikasi yang berada digeostasioner orbit. Bila Transmisi ini berhasil maka signal audio dan video dapat diterima dengan baik melalui antenna parabola dan langsung ke pesawat penerima televise dan dapat dinikmati dengan baik.
System semi DBS ini dapat juga dilakukan pada daerah terpencil dimana tidak adanya pemancar televise terdekat dari daerah itu sehingga system ini sangat membantu bagi daerah tersebut yang belum dapat menikmati siaran televise dengan baik.
3.Direct broadcasting satellite; program from TV Station transmitted to DBS and repeated transmit to TV Receiver at home
DIRECT BROADCASTING SATELITTE (Sistem siaran langsung dari satelit)
System direct broadcasting satellite ini memungkinkan pemirsa menerima sinyal audio video langsung dari satelit , karena daya pancar satelit sangat besar dan pancarannya diarahkan, maka disk antenna atau antenna parabola dibumi dapat dibuat cukup kecil dengan garis tengah sekitar 60 sampai dengan 80 centi meter, dengan demikian harga jualnya dapat lebih murah dibandingkan antenna parabola dari stasiun bumi untuk satelit rebroadcast yang cukup mahal dan mempunyai antenna cukup besar pula dan tidak cocok untuk pemakaian dirumah-rumah pemirsa
Pengertiannya adalah bahwa satelit DBS mempunyai daya pancar cukup besar dan diarahkan kesatu arah dan antenna penerimanya cukup kecil. Sedangkan satelit Rebroadcast dipancarkan dengan daya yang tidak besar, namun antenna penerimanya cukup besar sehingga harganyapun cukup mahal seperti yang dipergunakn stasiun bumi di cibinong milik PT Telkom.
Namun system DBS ini mempunyai pengaruh negative dalam penggunaannya yakni adanya spill over atau peluberan komunikasi kenegara lain , misalnya bila Indonesia menggunakan satelit DBS untuk komunikasi dalam negerinya maka Negara tetangga atau yang berdekatan dengan Negara Indonesia akan dapat menikmati langsung siaran ini.
CABLE SYSTEM (SISTEM KABEL)
Pada system ini gambar dan suara dari Studio Televisi/Stasiun Televisi langsung dikirim atau disalurkan melalui kabel ke pesawat Penerima Televisi di rumah-rumah Pemirsa
Stasiun televisi kabel dilengkapi juga dengan Studio untuk memproduksi Program Siaran dan juga memiliki peralatan Video Cassette Recorder untuk menyiarkan bahan siap siar atau canned product dan hasilnya disalurkan melalui kabel kepada pelanggan. Stasiun Televise Kabel juga mempunyai Satelit Stasiun Bumi agar dapat menerima Siaran dari luar Negeri yang akan disalurkan kerumah pelanggan seperti Siaran langsung sepak bola dan Siaran lainnya.