14. Pokok Bahasan : Standard Operating Procedure
Mata Kuliah : Teknik WW dan Reportase TV
Dosen : Drs. Adi Badjuri MM
Deskripsi singkat :
Mata kuliah ini memberikan gambaran dan pemahaman mengenai Live Report , agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah apa saja yang harus dipersiapkan dalam proses berlangsungnya Live Report di Media TV.
Tujuan Instruksi Umum :
Setelah mengikuti sessi ini diharapkan para mahasiswa akan memiliki kemampuan dan pemahaman :
1. Memperoleh pengertian dan pemahaman bagaimana seharusnya seorang reporter bersikap dalam melakukan Live Report
2. Memiliki sikap professional yaitu memiliki kedalaman bersikap dan keterampilan teknis dalam Live Report dan menghadapi nara sumber dan ketika wawancara dan reportase berlangsung.
Metode Pengajaran :
Mahasiswa yang telah ditentukan memberikan presentasi mata kuliah bersangkutan dilanjutkan dengan diskusi antar mahasiswa atau tanya jawab sesama mereka di bawah pengawasan dan bimbingan dosen dan ditutup dengan penjelasan terperinci dari dosen.
Dalam mempresentasikan kuliah, mahasiswa dapat menggunakan OHP atau secara lisan. Selama berlangsungnya diskusi antar mahasiswa dosen mendampingi dan menyertai diskusi tersebut sambil mencatat masalah-masalah yang berkembang dalam diskusi.
Standard Operating Procedure (SOP)
Seorang reporter televisi sebagai wartawan bertugas mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, lalu menyusunnya ke dalam format penulisan berita kemudian disiarkan.secara langsung ke pemirsa pekerjaan inilah yang disebut Live Report.
Siaran laporan berita dibacakan oleh penyiar pada saat siaran atau ia sendiri yang mengisi suara laporan tersebut sedangkan penyiarnya hanya berfungsi sebagai telangkai yang menghantarkan kalimat awal (lead/ teras berita).
Reporter televisi juga berfungsi sebagai produser untuk liputan yang ia lakukan. Memimpin liputan dan mengarahkan juru kamera tentang gambar apa yang dibutuhkan untuk melengkapi laporan beritanya. Jadi reporter, adalah pemimpin produksi saat menjalankan tugasnya. Jurukamera, jurusuara atau jurulampu berada dalam tim produksi harus memahami posisi dan tugasnya.
Reporter berkapasitas produser harus bisa menjaga team work dengan baik, karena kerjasama antara satu dan yang lain sangat diperlukan dalam rangka menghasilkan produksi yang maksimal.
Agar pekerjaan dapat mencapai hasil yang maksimal, maka SOP yang harus ditempuh reporter adalah sebagai berikut.
SOP (standard operating procedure),
Istilah standar prosedur pengoperasian atau standard operating procedure (SOP) dipakai sebagai syarat atau aturan untuk mengoperasikan mesin peralatan mekanik atau elektronik. Syarat itu mutlak diperlukan, untuk melancarkan operasional. Contohnya ; Dalam mengendalikan mobil. SOPnya: sebelum menghidupkan mesin (starter), pengemudi terlebih dahulu mengecek posisi perseneling, pedal rem, rem tangan. Setelah semuanya oke, barulah mesin mobil dihidupkan. Mengapa harus mengecek posisi perseneling? Jika perseneling sedang masuk pada posisi gigi tertentu sementara mesin mobil langsung dihidupkan, maka akan terjadi loncatan yang tak terduga. Bisa membahayakan orang di sekitar (menabrak dll). Jika semua tahapan telah dilalui dengan balk, berarti secara prosedural akan dapat memberikan keamanan bagi dirinya dan tentu bagi orang lain.
SOP ternyata dapat diterapkan untuk berbagai jenis profesi lainnya. Karena prosedur tersebut sangat berguna untuk kelancaran suatu kegiatan. Apalagi terhadap penyelenggaraan siaran televisi. Sekali penyiaran berlangsung, tidak boleh lagi terdapat kesalahan. Karena itu, standar prosedur pengoperasian memang perlu diterapkan.
Standar prosedur untuk reporter akan sangat membantu kelancaran operasional apabila dilakukan dengan disiplin yang ketat. Berdasarkan pengalaman, pada kebanyakan para reporter yang sudah merasa dirinya senior dan merasa mampu, telah melupakan standar prosedur tersebut bahkan terkesan sangat meremehkan. Kesan tersebut akan dapat dirasakan paling tidak, dapat dirasakan oleh editor-in-chief, producer, dan para redaktur. Kesan yang dapat meremehkan tersebut misalnya terjadi kelambanan seorang reporter dalam menyelesaikan penulisan naskah berita, memberikan label atau memantau hasil siaran. Semuanya akan dapat membuat kejengkelan dan tidak profesionalnya mekanisme kerja. Sebagai bagian dari team work, maka reporter harus dapat mematuhi SOP tersebut.
Penyiar Berita
Penyiar berita (anchor), newscaster, atau newsreader adalah mereka yang membawakan siaran berita. Tugas-tugas mereka sebenarnya memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain.
Anchor atau dalam bahasa Indonesianya "telangkai" adalah penyiar berita yang hanya merangkai dari satu topik berita ke topik berita yang lain dengan membacakan leads (teras berita) dari masing-masing berita tersebut. Sedangkan isi selengkapnya dilaporkan oleh reporter. Contoh: "Pemirsa, Presiden ’Fulan’ (sebut namanya ) sore ini bertolak menuju ke Amerika Serikat untuk kunjungan selama empat hari, ikutilah laporan reporter kami berikut ini..."
Istilah anchor seringkali juga disebut dengan newscaster, tetapi newscaster sebenarnya adalah mereka yang melakukan tugas meliput berita, mengolah, dan menyajikannya sendiri pada saat jam-jam berita yang la pandu secara rutin.
Newsreader bertugas hanya membacakan berita dari hasil liputan para reporter yang telah dirangkum oleh para redaktur. la boleh menambah atau mengurangi kalimat yang akan la bacakan sejauh hal tersebut disetujui oleh redaktur berita, karena isi buletin berita adalah tanggung jawab produser berita yang dibantu para redaktur.
Walaupun penyiar berita bertugas membaca naskah berita yang telah disediakan redaktur, tetapi ia bukan sekedar membaca tetapi menuturkan, menyampaikan atau menyajikan sehingga harus mampu meyakinkan pemirsa. Adapun SOP yang harus dilakukan para penyiar berita adalah sebagai berikut.
A. Persiapan
1. Sudah harus hadir di ruang pernberitaan minimal satu jam sebelum siaran dimulai dan tidak diperkenankan meninggalkan tempat hingga siaran berita usai.
2. Sudah dalam keadaan siap tampil (make-up, busana, tata rambut).
3. Mempelajari urut-urutan berita untuk siaran sekarang.
4. Memahami pengucapan (pronunciation) yang benar untuk nama-nama asing atau istilah asing lain, jika tidak mengerti atau ragu-ragu segera check pada kamus.
5. Jika penyiar berita terdiri atas dua orang atau tiga orang, pastikan tidak terjadi tumpang tindih pembagian item berita yang telah diatur redaktur.
6. Melakukan check isi naskah berita.
7. Konsultasikan dengan kepala redaksi atau produser jika ada yang meragukan atau ingin mengganti kalimat yang lebih pas.
8. Jika harus berwawancara, apakah langsung atau melalui telepon, koordinasikan isi pertanyaan yang akan diajukan dengan kepala redaksi atau produser.
9. Chek isi kalimat yang akan di-telepormpter-kan jangan ada yang salah.
10. Lakukan latihan pelaksanaan tugas.
B. Di Studio
1. Sudah harus berada di studio paling tidak 15 menit sebelum jam siaran.
2. Sudah siap dengan naskah yang akan dibaca dan sesuai urutan.
3. Pastikan isi kalimat di teleprompter dan mengatur kecepatan sesuai dengan kemampuan.
4. Pastikan keberadaan posisi mikropon sudah slap apakah menggunakan jenis clip-on / tie-tac atau desk stand.
5. Pastikan bahwa posisi duduk atau berdiri (ketinggian, jarak dll) sudah tepat.
6. Perhatikan monitor tv atau pengarah lapangan (FD) yang akan memberi tanda kapan anda mulai bicara.
7. Jika menggunakan head-set, pastikan bahwa saudara dapat mendengar instruksi dari production control.
8. Jika harus mewawancarai seseorang di studio, pastikan dimana posisi orang yang akan diwawancarai.
Tiga SOP untuk penyiar sesuai dengan bidang kerjanya tersebut akan sangat membantu apabila dilakukan dengan disiplin ketat. Berdasarkan pengalaman, pada kebanyakan para penyiar yang sudah merasa dirinya mampu, sudah melupkan standar prosedur tersebut sehingga terkesan sangat meremehkan. Kesan tersebut akan dapat dirasakan paling tidak bagi para crew seperti pengarah acara, redaktur, jurukamera studio. Kesan yang dapat meremehkan tersebut misalnya seorang penyiar yang datang ke studio hanya beberapa saat menjelang siaran, tanpa mengecek ini dan itu. Semuanya akan membuat jantung crew berdebar keras, khawatir kalau la tidak muncul. Layar tv mau diisi acara apa? Permintaan maaf, karena terlambat? Sebagai bagian dari team work, maka penyiarpun harus mematuhi SOP tersebut.
Meliput Berita (Siaran Tunda)
Meliput berita memerlukan berbagai persiapan awal. Hal itu diperlukan agar hasil liputan menjadi menarik baik ditinjau dari segi penyajian maupun dari segi bobot isi (content). Pertimbangan lainnya karena jurukamera adalah bagian dari team liputan sehingga memerlukan koordinasi yang lebih baik.
A. Persiapan
a. Liputan undangan
1. Mencari tahu event apa yang akan diliput, ceremonial atau non-ceremonial.
2. Menghimpun data awal melalui telepon atau datang ke lokasi pengundang.
3. Siapkan buku catatan dan tape recorder mini.
4. Menyiapkan pertanyaan untuk bahan wawancara.
5. Cari tahu siapa kameramen yang ditugaskan.
6. Mengingatkan kameramen tentang peralatan yang perlu dibawa.
7. Memberi tahu kameramen tentang format berita apa yang akan disajikan.
8. Carl tahu lokasi dan waktu yang diperlukan untuk menuju ke lokasi.
9. Memberi tahu pengemudi tentang waktu keberangkatan.
10. Berangkat dengan tepat waktu.
b. Liputan inisiatif
1. Menentukan event yang akan diliput setelah berkoordinasi dengan assignment desk.
2. Memiliki data awal untuk dikembangkan di lapangan.
3. Siapkan buku catatan dan tape recorder mini.
4. Menyiapkan pertanyaan untuk bahan wawancara.
5. Cari tahu siapa kameramen yang ditugaskan.
6. Mengingatkan kameramen tentang peralatan yang perlu dibawa
7. Memberi tahu kameramen tentang jenis format berita apa yang akan disajikan.
8. Carl tahu lokasi dan waktu yang diperlukan untuk menuju ke lokasi.
9. Memberi tahu pengemudi tentang waktu keberangkatan.
10. Berangkat dengan tepat waktu.
B. Di lokasi peristiwa
1. Tiba di lokasi paling tidak, 30 menit lebih awal.
2. Amati orang penting mana yang hadir di dalam event.
3. Tentukan siapa saja yang akan diwawancarai.
4. Siapkan kemungkinan untuk memperoleh topik berita lainnya.
5. Himpun data sebanyak mungkin termasuk press release jika ada.
6. Pada event ceremonial, rekam setiap sambutan orang penting.
7. Bila perlu mintakan kepada kameramen agar merekam sebagian sambutan orang penting (maksimal 5 menit untuk dipilih).
8. Pada event ceremonial wawancarai orang-orang penting pada sebelum atau sesudah acara.
9. Jika reporter perlu tampil (stand-up) cari lokasi yang menarik dengan berkonsultasi dengan kameramen. Reporter sudah harus siap dengan apa yang akan diucapkan di depan kamera.
10. Segera pikirkan lead berita apa yang akan ditulis
C. Pasca-Produksi
1. Koordinasikan dengan produser buletin berita, kapan ditayangkan berita yang telah
selesai diliput tersebut termasuk durasi yang diperlukan.
2. Berikan susunan gambar/visual yang akan disuntingkepada tape editor.
3. Mendampingi tape editor selama menyunting berita tsb.
4. Menyusun naskah untuk komentar berita.
5. Menyerahkan susunan naskah berita kepada produser buletin untuk disunting.
6. Chek dan recheck jika ada keragu-raguan.
7. Mengisi suara (voice over) jika menggunakan format cut spot (reporter package).
8. Memberi label judul berita termasuk durasinya pada naskah dan kaset pita.
9. Menyerahkan naskah dan kaset yang siap siar kepada redaksi.
10. Memantau siaran berita tersebut.
Siaran Langsung (Reportase)
Siaran langsung dilakukan oleh mereka yang sudah berpengalaman. Pada penyelenggaraan siaran langsung. semua crew sudah harus siap, memiliki konsentrasi yang tinggi dan harus memiliki kemampuan mengambil keputusan yang cepat dan tepat. Karena itu siaran langsung sebenarnya berisiko sangat tinggi apabila tidak ditangani secara profesional. Semua crew yang terlibat harus berpacu dengan waktu. Tidak lagi ada yang dapat menundanya. Bagi seorang reporter, SOP yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Persiapan
1. Lakukan hunting lokasi beberapa kali sebelum siaran.
2. Perhitungkan waktu untuk jarak tempuh ke lokasi.
3. Himpun data sebanyak mungkin dari berbagai pihak.
4. Susunlah data sejelas mungkin.
5. Cari orang ahli untuk diwawancarai pada saat siaran (jika mungkin).
6. Carl tahu dimana posisi reporter, tv monitor dan kamera.
7. Berkonsultasi kepada produser jika ada keraguan.
8. Chek mikropon dan head-set.
9. Cari tahu mekanisme penggunaan cue start dll.
10. Usulkan kepada produser dan pengarah acara, apabila menginginkan shot gambar
tertentu.
2. Saat Siaran
1. Datang paling tidak satu jam sebelum siaran.
2. Chek apabila ada perubahan yang mendadak.
3. Chek semua peralatan yang akan digunakan.
4. Carl tahu apakah pengendali off-on panel suara secara sentral atau lokal.
5. Konsultasikan kepada pengarah teknik jika ada masalah teknik.
6. Letakan semua kertas data pada posisi yang mudah dikontrol.
7. Stand-by pada posisi paling lambat 30 menit sebelum saat siaran.
8. Perhatikan dengan penuh konsentrasi "cue-start".
9. Perhatikan tv monitor secara seksama sebagai panduan komentar.
10. Jangan menanggalkan head-set selama siaran langsung.
Daftar Pustaka.
- Deddy Mulyana dan Idi Suandy Ibrahim. Bercinta dengan Televisi. PT. Rosdakarya. Bandung Th.1997.
- Albert L.Hester dan Way Lan J.to. Diterjemahkan Abdullah Alamudi Pedoman untuk Wartawan. The Center for International Mass Communication Training and Reseach. USIS Jakarta Th 1987.
- Sedia Willing Barus. Jurnalistik Petunjuk Praktis Menulis Berita. CV. Mini Jaya Abadi Th. 1996.
- Jakob Oetama. Pers Indonesia, Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus. Peerbit Buku Kompas. Th. 2001. Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Th.2005.
- Imam Suhirman. Menjadi Jurnalis Masa Dewpan. Dimensi Publisher. Th. 2005
- Pengantar Komunikasi Massa (Rajawali Pers, 2007), di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, Jombang, 29 Nopember 2007.