Sabtu, 12 September 2009

Reportase Berita Hukum dan Kriminal

07. Pokok Bahasan : Reportase Berita Hukum dan Kriminal


Mata Kuliah : Teknik WW dan Reportase TV


Dosen : Drs. Adi Badjuri MM




Deskripsi singkat :


1. Mata kuliah ini memberikan gambaran dan pemahaman mengenai upaya Reportase Berita Hukum dan Kriminal,


2. agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah apa saja yang harus dipersiapkan dalam proses berlangsungnya wawancara dan reportase di Media TV.


Tujuan Instruksi Umum :


Setelah mengikuti sessi ini diharapkan para mahasiswa akan memiliki kemampuan dan pemahaman :


Memperoleh pengertian dan pemahaman bagaimana seharusnya seorang reporter bersikap ketika melakukan wawancara dan meliput suatu peristiwa Reportase Berita Hukum dan Kriminal



Memiliki sikap professional yaitu memiliki kedalaman bersikap dan keterampilan teknis dalam menghadapi nara sumber dan ketika wawancara dan reportase berlangsung.


Metode Pengajaran :


Mahasiswa yang telah ditentukan memberikan presentasi mata kuliah bersangkutan dilanjutkan dengan diskusi antar mahasiswa atau tanya jawab sesama mereka di bawah pengawasan dan bimbingan dosen dan ditutup dengan penjelasan terperinci dari dosen.


Dalam mempresentasikan kuliah, mahasiswa dapat menggunakan OHP atau secara lisan. Selama berlangsungnya diskusi antar mahasiswa dosen mendampingi dan menyertai diskusi tersebut sambil mencatat masalah-masalah yang berkembang dalam diskusi.




Berita Hukum dan Kriminal


Pembunuhan Sadis Terjadi di Surabaya


Surabaya (RCTI) - Pembunuhan sadis kembali merenggut rajutan kasih seorang ibu dan anak. Di Bekasi, Jawa Barat, dan Pekalongan, Jawa Tengah, ibu tega membunuh anak kandung; di Surabaya, Jawa Timur, ibu dan anaknya tewas dibunuh secara sadis oleh pelaku yang belum diketahui identitasnya.


Matahari kemarin pagi belum setinggi galah.Namun keributan sudah terjadi di Gang 17 Blok N7 Perumahan Babadan Pratama di Kecamatan Wiyung. Ibu dan anak gadisnya yang tinggal di salah satu rumah di blok itu ditemukan tewas dengan tubuh bersimbah darah. Korban bernama Veronica Maria Indriati Tjahjati, 57, dan Devi Puspita Suteja, 24, sekitar pukul 05.30 WIB ditemukan tergeletak dengantubuhpenuhtusukan.


Berdasar informasi di lokasi kejadian, pembunuhan sadis itu diketahui Denok, teman korban Devi yang datang ke rumah itu sekitar pukul 05.00 WIB. Dia bermaksud menjemput Devi dan mengantarnya ke tempat kerja di Hotel Shangri-La,Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya. Pagi itu pintu pagar rumah Devi tertutup, namun gemboknya tidak terkunci.


Pintu ruang tamu juga masih tertutup rapat. Denok kemudian berusaha menghubungi Devi melalui telepon selulernya. Tidak ada jawaban.Dia kemudian mencoba menghubungi nomor telepon rumah,juga tidak ada yang mengangkat gagang telepon itu. Perasaan Denok semakin tak menentu.Pagi-pagi biasanya pintu rumah itu selalu dibuka sebagai petunjuk bahwa Devi sudah bangun.


Merasa agak janggal, Devi akhirnya menanyakan keberadaan Devi kepada tetangga depan rumah yang biasa dipanggil Mama. Berkali-kali dipanggil, baik Devi maupun Veronica tidak menjawab.Denok akhirnya memanggil satpam perumahan, Budi. Budi lantas mendatangi rumah itu dan mengetuk pintu.Tetapi, dari dalam rumah tetap tidak ada yang menyahut.Budi kemudian mencoba membuka pintu yang ternyata juga tidak terkunci.


Drama mencapai klimaks. Di dalam ruang tengah, sebuah pemandangan mengiris hati terpampang di depan mata. Tubuh Veronica dan Devi terlihat terkapar bersimbah darah di depan pintu kamar tidur belakang. Selanjutnya, peristiwa tragis tersebut dilaporkan kepada Juli Edi selaku Ketua RT 3/8 Kelurahan Babadan, KecamatanWiyung.Bersama ketua RT ini mereka melaporkan kejadian ke Polsekta Wiyung yang berjarak sekitar 500 meter dari lokasi kejadian.


”Kita menerima laporan tersebut sekitar pukul 05.30 WIB,” kata Kapolsekta Wiyung AKP Kasijan kepada wartawan. Berikutnya, petugas dari Polsekta Wiyung dan Polresta Surabaya datang ke lokasi. Sekitar pukul 11.00 WIB tim dari Lab Forensik Mabes Polri Cabang Surabaya datang ke lokasi. Petugas Labfor baru selesai melakukan olah tempat kejadian perkara sekitar pukul 12.30 WIB.


Kedua mayat korban kemudian dibawa ambulans menuju RSU dr Soetomo untuk diautopsi. Selain itu, polisi menemukan pisau dapur di halaman belakang tempat menjemur pakaian. Diduga kuat,pisau tersebut digunakan untuk menghabisi korban. Kondisi kedua korban sangat mengenaskan.


Saat ditemukan, Veronica hanya mengenakan daster warna hijau pupus sedangkan Devi hanya menggunakan pakaian dalam. Di tubuh Devi terdapat tujuh tusukan dan di tubuh Veronica ada tiga tusukan. ”Luka tusukan di tubuh Devi terdapat di dada dan organ tubuh lainnya. Pada ibunya (tusukan terdapat) di perut, sikut tangan kanannya,”kata Kasat Reskrim Polres Surabaya Selatan AKP Yimmy Kurniawan saat ditemui di lokasi kejadian. Senjata yang digunakan pelaku diduga tidak hanya dapur pisau yang ditemukan petugas.”Kemungkinan ada senjata tajam lain yang digunakan untuk menusuk korban karena ada beberapa luka tusuk korban yang diduga tidak menggunakan pisau dapur itu,”tegas Yimmy.


Diduga Pelaku Dua Orang


Untuk sementara polisi menduga kuat pembunuhan sadis ini dilakukan oleh dua orang pria yang tidak dikenal korban.Pada Sabtu (29/3) malam, sekitar pukul 21.00 WIB, dua orang bersepeda motor mencari alamat rumah korban. Menurut keterangan Soleh, sopir yang bekerja di rumah blok N-12, dua laki-laki tersebut naik Honda Mega Pro.”Yang depan pakai helm teropong, yang belakang tidak,”katanya.


Malam itu, orang yang dibonceng turun menanyakan alamat, sedangkan yang menggunakan helm masih di atas sepeda motor. Karena malam hari, wajah penanya itu tidak begitu jelas.”Orangnya menggunakan bahasa Jawa halus.Tubuhnya tidak terlalu besar, tidak terlalu kurus,”tuturnya.


Tetangga sebelah bernama Harun, yang tinggal rumah N-9, mengaku sempat mendengar suara gaduh di rumah korban sekitar pukul 21.30 WIB. Hingga kemarin polisi pun belum bisa menentukan motif pembunuhan ini.Untuk sementara, polisi hanya menyatakan motifnya perampokan karena ponsel milik korban hilang. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ada motif lain. Secara umum,para tetangga menilai kedua korban selama ini tidak cukup bergaul.


Kedua korban menempati rumah milik Gunawan,kakak Veronica, itu sekitar setahun lalu.”Biasa saja.Kalau bertemu ya menyapa seperlunya,” ucap salah satu tetangga yang tidak mau menyebut nama. Psikolog RSU dr Soetomo Surabaya Nalini Muhdi Agung menuturkan, maraknya kasus pembunuhan tidak hanya karena tekanan ekonomi. Masalah ekonomi biasanya hanya pencetus.


”Ada gangguan psikis yang mudah terjadi pada masyarakat kita. Mereka mudah marah dan tidak mampu mengendalikan emosi.Kondisi itu dinamakan impulsif atau kehendak yang tidak bisa dikontrol,” ujar Nalini. Kemungkinan lainnya, pembunuh mengalami kelainan psikopat.Pada kondisi seperti ini, para pembunuh sudah merencanakan maksud sejak awal. Biasanya mereka di lingkungan masyarakat yang tidak memiliki rasa sosial terhadap lingkungan. (zaki zubaidi/aan haryono/lutfi yuhandi)



==Inovasi dan kreativitas hendaknya selalu dilakukan para pekerja kreatif layar kaca, termasuk jajaran saaj satu stasiun tv antara lain RCTI. Di tahun mendatang, stasiun televisi swasta pertama ini akan menghadapi pesaing empat stasiun televisi swasta baru. Maka, nantinya, RCTI bersama sembilan stasiun televisi lain akan memperebutkan kue iklan berjumlah kurang lebih Rp 7 triliun.


Agar tetap mampu mencuri perhatian pemirsanya, jajaran redaksi stasiun bermoto “RCTI Oke” ini menawarkan menu baru bernama Sergap , setiap Selasa dan Kamis pukul 11.00 WIB, pemirsa akan diajak untuk menyaksikan kisah nyata tim Kepolisian RI dalam memberantas kejahatan yang terjadi di Tanah Air, mulai dari pengedar obat bius, kejahatan curanmor, hingga pembunuhan. Tayangan perdana program ini mengudara Selasa (9/10).


Sergap , kependekan dari kata “serbu" dan “tangkap”, dikemas dalam bentuk majalah udara. Dalam durasi 30 menit, pemirsa akan dijejali empat segmen acara. Dimulai dengan segemen “Ungkap” yang berisi berita hukum dan kriminal terkini layaknya sajian pada siaran berita. Untuk lebih mengenyangkan pemirsa, ada segmen “Bidik” yang membahas secara mendalam materi berita yang dianggap kuat dan segmen “Justisia” yang berisi dialog interaktif mengenai suatu masalah hukum dan kriminal dengan menghadirkan nara sumber yang berkompeten. Di menit terakhir, pemirsa bisa menyaksikan segmen “Galeri”, yaitu paket feature mengenai kiprah personil atau lembaga tertentu yang terlibat dalam pengungkapan kasus hukum dan kriminal. Di segmen ini, pemirsa juga bisa melihat sisi lain dari kehidupan seorang narapidana di selnya, misalnya.


Dengan aneka segmen yang ditawarkan, RCTI agaknya ingin merangkum semua titik plus dari tayangan sejenis di stasiun lain. Misalnya, sisi hard news atau berita terkini yang ada dalam Patroli di Indosiar. Termasuk pembahasan mendalam yang dilakukan Derap Hukum di SCTV setiap Senin malam dan Fakta setiap Kamis malam di Anteve.


Jika Patroli lebih terkesan sebagai humas polisi, Sergap, lebih memilih posisi netral. Artinya rogram Sergap tidak masuk pada kepentingan siapa pun dan tidak terjebak pada polemik.


Sejatinya, Sergap adalah obsesi lama tim redaksi RCTI. Namun, lantaran krismon dan sebab lain, konsep ini selalu tertunda realisasinya. Untuk mendapatkan keragaman materi, Sergap mengerahkan lebih dari 30 koresponden daerah.


Dalam Sergap , wajah dan inisial tersangka sedapat mungkin tidak akan ditayangkan dengan vulgar. Sergap berusaha tidak mengumbar foto keluarga dari tersangka dengan pertimbangan asas praduga tak bersalah. Namun, dua produser Sergap ini tetap menjanjikan tayangan ini memiliki ekslusivitas gambar dan akurasi data yang tinggi. Tengoklah, episode yang mengetengahkan kehidupan Ola di penjara, napi wanita bersuamikan pria Afro-Amerika yang dihukum seumur hidup lantaran kedapatan memiliki 3 kg lebih heroin. Menyusul larinya beberapa napi, lembaga pemasyarakatan memperketat pengawasan dan ijin masuk pengunjung.


Untuk memberikan nuansa lain, dalam setiap episodenya, Sergap menampilkan dua maskot berjuluk Bang Napi, dua pria bertopeng hitam dan putih yang selalu mengingatkan pemirsa agar waspada dari tindak kriminal di lingkungan sekitar. l. telni rusmitantri


Agar tetap mampu mencuri perhatian pemirsanya, jajaran redaksi stasiun televisi menawarkan berbagai menu baru dengan nama programnya, antara lain program “Hukum dan Kriminal” . Para pemirsa disajikan kisah-kisah nyata dari mulai kisah sadis sampai masalah-masalah yang berhubungan denganhukum. Tim Kepolisian RI dalam memberantas kejahatan yang terjadi di Tanah Air, mulai dari pengedar obat bius, kejahatan curanmor, hingga pembunuhan.


Untuk lebih menarik perhatian pemirsa, Program Hukum dan Kriminal ini dikemas dalam bentuk majalah udara dengan durasi 30 menit dimulai dengan segmen berita hukum dan kriminal terkini.


Untuk lebih memuaskan pemirsa, ada segmen yang membahas secara mendalam materi berita yang dianggap kuat dan segmen “Justisia” yang berisi dialog interaktif mengenai suatu masalah hukum dan kriminal dengan menghadirkan nara sumber yang berkompeten.


Di menit terakhir, pemirsa dapat menyaksikan segmen paket feature mengenai kiprah personil atau lembaga tertentu yang terlibat dalam pengungkapan kasus hukum dan kriminal. Di segmen ini, pemirsa juga disajikan melihat sisi lain dari kehidupan seorang narapidana di selnya, misalnya, sholat berjamaah, olah raga pagi, makan bersama , jahir menjahit bagi narapidana wanita, dll.


Dengan aneka segmen yang ditawarkan, stasion televisi agaknya ingin merangkum semua titik plus dari tayangan sejenis di stasiun lain. Misalnya, sisi hard news atau berita terkini yang ada dalam program televisi. Termasuk pembahasan mendalam yang dilakukan pada hari-hari tertentu.


Bahkan beberapa stasion TV menyediakan waktu khusus dengan menayangkan paket khusus Hukum dan Kriminal seperti “Patroli” yang lebih terkesan sebagai humas polisi, “Sergap” yang lebih memilih posisi netral.


Untuk mendapatkan keragaman materi, tim “Sergap” mengerahkan lebih dari 30 koresponden daerah yang memiliki standar liputan sesuai kode etik jurnalistik dan norma hukum serta sosial yang seragam. Tak heran, jika liputan di daerah pun akan lebih diketengahkan. Sebab kejahatan di daerah pun ada yang layak ditampilkan sebagai bahan pelajaran. Bukan hanya skup Jakarta dan sekitarnya saja.


Dalam tayangan Hukum dan Kriminal, wajah dan inisial tersangka sedapat mungkin tidak akan ditayangkan dengan vulgar. Para produser berusaha tidak mengumbar foto keluarga dari tersangka dengan pertimbangan asas praduga tak bersalah. Namun tetap menjanjikan tayangan yang memiliki ekslusivitas gambar dan akurasi data yang tinggi.


Untuk memberikan nuansa lain, dalam setiap episodenya, paket Hukum dan Kriminal menampilkan pembicara-pembicara dlam mengulas dan mengingatkan pemirsa agar waspada dari tindak kriminal di lingkungan sekitar.


Kasus-kasus lain yang mendapat tempat di layar kaca dalam Hukum dan Kriminal antara lain seperti Kasus Perceraian sebagai akibat terjadinya perubahan nilai-nilai sosial di tengah masyarakat Indonesia yang membuat tingkat perceraian semakin tinggi. Bahkan akibat kemampuan ekonomi yang terus meningkat di kalangan kaum Hawa, ikut mempengaruhi tingginya gugatan cerai yang diajukan istri terhadap suami.


Saat ini begitu mudah terlihat sepasang suami-istri lebih memilih cerai untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di keluarganya. Kecendrungan ini beberapa lembaga social mengadakan acara khusus menggelar talkshow dan acara tersebut disambut baik oleh kalangan media cetak maupun elektronik dengan pertimbangan, keluarga merupakan wadah yang sangat penting untuk pembinaan generasi muda.


Namun kondisi sekarang jelas jauh berbeda dengan masa beberapa tahun lalu. Masa lalu sepasang suami-istri -- khususnya istri -- akan memilih sikap bertahan demi keutuhan keluarganya apapun masalah yang sedang dihadapi. Seiring perubahan nilai-nilai sosial itu, tingkat gugatan cerai yang diajukan istri terhadap suaminya sekarang ternyata jauh lebih tinggi. Bisa jadi, kenyataan ini terjadi lantaran kemampuan ekonomi dari wanita terus membaik.


Kemampuan ekonomi membentuk sikap mandiri perempuan. Hal ini diperparah kondisi lingkungan yang tidak mendukung adanya penyadaran dan pendidikan keluarga yang memadai. Banyaknya wanita yang bekerja membuat mereka kini tidak lagi banyak tergantung pada laki-laki. Sekarang wanita berani hidup sendiri, beda dengan dahulu ketika wanita lebih banyak bergantung pada laki-laki. Hal-hal seperti itulah liputan di berbagai media massa menjadi trend dan laku dijual.


Perceraian atau poligami ibarat pintu darurat dalam pesawat yang hanya dapat digunakan untuk menyelamatkan para penumpangnya. Dari segi hukum, perceraian itu ada yang haram, sunnah, mubah, makruh, bahkan haram. Sekalipun halal, perceraian tetap dibenci Allah.


Perceraian baru bisa dilakukan apabila tersedia cukup alasan bahwa suami istri tak mungkin lagi dapat menegakkan hak dan kewajiban dalam rumah tangga. Perceraian baru boleh ditempuh bila tak ada alternatif solusi yang lebih baik dan tak ada pihak-pihak yang dirugikan. Hal-hal seperti itulah problema cerai dalam keluarga menjadi sorotan dalam paket penyiaran Hukum dan Kriminal


Daftar Pustaka.




  1. Deddy Mulyana dan Idi Suandy Ibrahim. Bercinta dengan Televisi. PT. Rosdakarya. Bandung Th.1997.


  2. Albert L.Hester dan Way Lan J.to. Diterjemahkan Abdullah Alamudi Pedoman untuk Wartawan. The Center for International Mass Communication Training and Reseach. USIS Jakarta Th 1987.


  3. Sedia Willing Barus. Jurnalistik Petunjuk Praktis Menulis Berita. CV. Mini Jaya Abadi Th. 1996.


  4. Jakob Oetama. Pers Indonesia, Berkomunikasi dalam Masyarakat Tidak Tulus. Peerbit Buku Kompas. Th. 2001. Deddy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. PT. Remaja Rosdakarya Bandung. Th.2005.


  5. Imam Suhirman. Menjadi Jurnalis Masa Dewpan. Dimensi Publisher. Th. 2005


  6. Pengantar Komunikasi Massa (Rajawali Pers, 2007), di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum, Jombang, 29 Nopember 2007.
blog comments powered by Disqus

Posting Komentar



 

Mata Kuliah Copyright © 2009 Premium Blogger Dashboard Designed by SAER