MODUL 8
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I
RESKINO
PIUTANG
PENDAHULUAN
Piutang adalah klaim uang, barang, atau jasa kepada pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Piutang diklasifikasikan sebagai lancar dan tidak lancar. Piutang lancar diharapkan akan tertagih dalam satu tahun atau selama satu siklus operasi berjalan, mana yang lebih panjang. Semua piutang lain diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang juga diklasifikasikan dalam neraca sebagai piutang dagang atau piutang nondagang
Piutang dagang adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang usaha adalah janji lisan dari pembeli untuk membayar barang atau jasa yang dijual. Wesel tagih adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan, atau transaksi lainnya. Wesel tagih dapat bersifat jangka pendek maupun jangka panjang.
Piutang non dagang berasal dari berbagai transaksi misalnya:
- Uang muka kepada karyawan dan staf
- Uang muka kepada anak perusahaan
- Deposito untuk menutup kemungkinan kerugian dan kerusakan
- Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayar
- Piutang dividen dan bunga
- Klaim terhadap:
- perusahaan akuntansi untuk kerugian yang dipertanggung’kan
- terdakwa dalam suatu perkara hukum
- badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak
- perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang
- kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang
- pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, kontainer, dan sebagainya)
PENGAKUAN PIUTANG USAHA
Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran adalah jumlah yang terutang dari debitur dan umumnya dibuktikan dengan beberapa jenis dokumen bisnis, biasanya berupa faktur. Dua faktor yang bisa memperumit pengukuran harga pertukaran adalah (1) ketersediaan diskon dan (2) lamanya waktu antara tanggal penjualan dan tanggal jatuh tempo pembayaran.
Diskon Dagang
Harga barang biasanya dapat dikenakan diskon dagang atau kuantitas. Diskon dagang semacam itu digunakan untuk menghindari perubahan yang sering terjadi dalam katalog, untuk mengutip harga yang berbeda bagi pembelian dalam kuantitas yang berbeda, atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari pesaing.
Diskon dagang biasanya dikutip sebagai suatu persentase. Sebagai contoh, jika harga yang tertera pada buku teks anda adalah $90, dan penerbit menjualnya ke toko buku mahasiswa berdasarkan daftar harga dikurangi diskon dagang sebesar 30%, maka piutang yang dicatat oleh penerbit buku adalah $63 per buku. Praktik yang umum disini adalah mengurangi diskon dagang dari daftar harga dan kemudian menagih harga bersihnya.
Diskon Tunai (Diskon Penjualan)
Diberikan sebagai perangsang agar pembeli melakukan pembayaran secepatnya yang dinyatakan dalam bentuk 2/10, n/30 (diskon 2% jika dibayarkan dalam 10 hari dari akhir bulan, dengan pembayaran penuh dilakukan pada hari ke 30 bulan berikutnya)
Perusahaan biasanya mencatat transaksi penjualan dan diskon penjualan terkait dengan mencatat piutang dan penjualan dalam jumlah kotor. Menurut metode ini, diskon penjualan hanya diakui dalam akun apabila pembayaran diterima dalam periode diskon. Diskon penjualan akan ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk mendapatkan penjualan bersih
Tidak ada pengakuan atas unsur bunga
Misalnya piutang harus diukur dalam istilah nilai sekarang, yaitu nilai diskonto dari kas yang akan diterima di masa depan. Jika ekspektasi penerimaan kas memerlukan periode tunggu, maka jumlah nominal piutang tidak sama nilainya dengan jumlah yang akan diterima kemudian
PENILAIAN PIUTANG USAHA
Pelaporan piutang melibatkan
- Klasifikasi
- Penilaian dalam neraca
Klasifikasi melibatkan penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi - tergantung mana yang lebih panjang - diklasifikasikan sebagai lancar; sementara semua piutang lainnya diklasifikasikan sebagai jangka panjang.
Penilaian piutang sedikit agak kompleks. Piutang jangka pendek dinilai dan dilaporkan pada nilai realisasi bersih - jumlah bersih yang diperkirakan akan diterima dalam bentuk kas.
Piutang usaha yang tak tertagih
penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan untuk menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengn laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang rag-ragu
Ada dua prosedur untuk mencatat piutang tak tertagih
Metode penghapusan langsung, mencatat piutang tak tertagih pada tahun dimana diputuskan bahwa suatu piutang tertentu tidak dapat ditagih. Metode penyisihan mencatat beban atas dasar estimasi, dalam periode akuntansi di mana penjualan kredit dilakukan
Pendukung metode penghapusan langsung berpendapat bahwa yang dicatat haruslah fakta, bukan estimasi. Metode ini mengasumsikan bahwa dari setiap penjualan akan dihasilkan piutang usaha yang baik, dan kejadian selanjutnya membuktikan bahwa piutang tertentu ternyata tidak tertagih serta menjadi tidak bernilai.
Dari sudut pandang praktis, metode ini sederhana dan mudah diaplikasikan. Metode penghapusan langsung secara teoritis memiliki kelemahan karena biasanya gagal menandingkan biaya dengan pendapatan pada peride bersangkutan, atau menghasilkan piutang yang ditetapkan pada estimasi nilai yang dapat direalisasi di neraca. Karenanya pemakaian metode penghapusan langsung tidak dipandang tepat, kecuali kalau jumlah piutang tak tertagih tidak material
Pendukung metode penyisihan merasa yakin bahwa beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan penandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai tercatat yang tepat atas piutang usaha. Mereka mendukung pendapat bahwa walaupun melibatkan estimasi, namun persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu.
Piutang adalah arus kas masuk prospektif, dan probabilitas penagihannya harus dipertimbangkan dalam menilai arus kas masuk. Estimasi ini biasanya dibuat atas dasar:
1. Pendekatan Persentase-Penjualan (Laporan Laba-Rugi)
Pendekatan persentase-penjualan (percentage-of-sales approach) membandingkan biaya dengan penda[atan karena hal itu mengaitkan beban pada periode dimana penjualan dicatat. Karena estimasi beban piutang tak tertagih berhubungan dengan akun nominal (Penjualan) dan setiap slado akun penyisihan diabaikan, maka metode ini sering kali disebut sebagai pendekatan laporan laba rugi (income statement approach).
2. Pendekatan Persentase-Piutang (Neraca)
Tujuan dari metode ini adalah melaporkan nilai realisasi bersih piutang dalam neraca; oleh karena itu, pendekatan ini disebut dengan pendekatan persentase-piutang atau neraca (percentage-of-recevable atau balance sheet approach).
Penagihan Piutang Usaha yang Telah Dihapus
Apabila pitang usaha tertentu dipastikan tidak akan tertagih, maka saldonya dipindahkan dari pembukuan dengan mendebet Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih dan mengkredit Piutang Usaha. Jika penagihan atas piutang usaha telah dihapus sebelumnya dilakukan, maka perusahaan terlebih dahulu harus memunculkan kembali piutang usaha itu dengan mendebet Piutang Usaha dan mengkredit Penyisihan untuk Piutang Tak Tertagih.
PENGAKUAN WESEL TAGIH
Suatu wesel tagih didukung pleh promes (promissory note) formal, yaitu janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal dimasa depan. Wesel semacam itu merupakan instrument yang dapat dinegosiasikan yang ditandatangani oleh pembuat (maker) untuk kepentingan yang dibayar atau penerima (payee), yang munkin secara legal dan secara cepat bisa menjual atau menstransfernya ke pihak lain.
Wesel yang Diterbitkan pada nilai Nominal
Untuk mengilustrasikan pendiskontoan wesel diterbitkan pada nilai nominal, asumsikan bahwa Bigelow Corp. meminjamkan $10.000 kepada Scandinavian Imports dan menerima wesel berbunga dengan jangka waktu 3 tahun senilai $10.000, dengan suku bunga tahunan 10%. Suku bunga pasar wesel dengan resiko serupa juga 10%. Berikut diagram:
Nilai sekarang atau harga pertukaran wesel dihitung sebagai berikut:
Dalam kasus ini, nilai sekarang wesel dan nilai nominalnya adalah sma, yaitu $10.000, karena suku bunga efektif dan ditetapkan juga sama. Penerimaan wesel dicatat oleh Bigelow Corporation sbb:
Wesel Tagih 10.000
Kas 10.000
Bigelow Corporation juga akan mengakui bunga yang dihasilkan setiap tahun sbb:
Kas 1.000
Pendapatan bunga 10.000
Wesel yang Diterbitkan Bukan pada Nilai Nominal
Wesel Berbunga Nol
Jika yang diterima adalah wesel berbunga-nol, maka nilai sekarangnya adalah kas yang dibayarkan kep[ada penerbit wesel. Karena baik jumlah masa depan maupun nilai sekarang wesel telah diketahui, maka suku bunga dapat dihitung. Suku bunga implicit (implicit interest rate) adalah suku bunga yang akan menyamakan kas yang dibayarkan dengan jumlah piutang dimasa depan.
Sebagai ilustrasi, Jeremiah Company memerima wesel berjangka waktu 3 tahun senilai $10.000, berbunga nol, dan nilai sekarangnya adalah $7.721,80. Suku bunga implicit yang akan menyamakan total kas yang diterima ($10.000 pada saat jatuh tempo) dengan nilai sekarang arus kas masa depan ($7.721,80) adalah 9% (nilai sekarang dari 1 untuk 3 periode tersebut pada 9% adalah 0,77218). Berikut diagram:
Ayat jurnal untuk mencatat transaksi di atas adalah:
Wesel Tagih 10.000,00
Diskonto atas wesel Tagih ($10.000-$7.721,80) 2.278,20
Kas 7.721,80
Wesel yang Diterima untuk Properti, Barang atau Jasa
Jika wesel diterima sebagai pertukaran property, barang, atau jasa dalam suatu transaksi yang wajar (at arm’s length), yang suku bunga ditetapkan diasumsikan cukup wajar kesuali:
1. Tidak ada suku bunga yang ditetapkan, atau
2. Suku bunga yang dtetapkan tidak masuk akal, atau
3. Jumlah nominal dari wesel berbeda secara material dari harga jual tunai saat ini untuk pos-pos yang serupa atau nilai pasar sekarang instrumen utang.
Pilihan Suku Bunga
Proses perkiraan suku bunga dinamakan dengan perhitungan suku bunga yang layak (imputation), dan hasilnya dinamakan suku bunga terkait (imputed interest rate). Pilihan suku bunga dipengaruhi oleh suku bunga yang berlaku nagi penerbit instrument serupa dengan peringkat kredit yang sama. Suku bunga jug dipengaruhi secara khusus oleh ketentuan restriktif, jaminan, skedul pembayaran, suku bunga primer yang berlaku, dan sebagainya.
PENILAIAN WESEL TAGIH
Seperti piutang usaha, wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai realisasi bersihnya; yaitu pada jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan. Akun penyisihan wesel tagih yang utama adalah Penyisihan untuk Wesel Tak Tertagih. Wesel tagih dipandang berkurang nilainya (impaired) jika terdapat kemungkinan bahwa kreditor tidak akan mampu menagih seluruh jumlah yang terutang (baik pokok maupun bunga) sesuai dengan ketentuan kontraktual pinjaman.
DEPOSISI PIUTANG USAHA DAN WESEL TAGIH
Dalam peristiwa yang normal, piutang usaha dan wesel tagih dapat ditagih pada saat jatuh empo dan dikeluarkan dari pembukuan. Namun seiring dengan meningkatnya ukuran dan signifikansi dari penjualan kredit dan piutang, peristiwa yang normal ini telah berubah. Dalam rangka mempercepat penerimaan kas dari piutang, pemilik dapat mentransfer piutang usaha atau wesel tagih kepada perusahaan lainnya secara tunai.
Transfer piutang kepada pihak ketiga dapat dilakukan dalam salah satu dari dua cara berikut:
1. Peminjaman yang Dijamin
Piutang seringkali digunakan sebagai jaminan dalam suatu transaksi peminjaman. Kreditor seringkali meminta debitor menunjuk (menetapkan) atau menggadaikan piutang sebagai jaminan pinjaman. Jika pinjaman tidak dibayar pada saat jatuh tempo, maka kreditor memiliki hak untuk mengkonversi jaminan itu menjadikas-yaitu, untuk menagih piutang.
2. Penjualan Piutang
Penjualan piutang semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Jenis penjualan yang umum dilakukan adalah penjualan piutang kepada factor. Factor adalah perusahaan pembiayaan atau bank yang membeli piutang dari perusahaan untuk mendapatkan imbalan (fee) dan kemudian menagih piutang secara langsung dari pelanggan.
Baik dalam transaksi faktoring maupun sekuritisasi, piutang dapat dijual atas dasar tanpa tanggung renteng atau dengan tanggung renteng.
Penjualan tanpa Tanggung-Renteng
Jika piutang dijual tanpa tanggung-renteng (without recourse), maka pembeli menanggung resiko ketertagihan piutang dan setiap kerugian kredit.
Penjualan dengan Tanggun- Renteng
Jika piutang dijual dengan tanggung-renteng (with resource), maka penjual menjamin pembayaran kepada pembeli seandainya debitor tidak mampu membayar. Untuk mencatat transaksi jenis ini, digunakan pendekatan komponen keuangan (financial components approach), karena penjual akan terus terlibat dengan piutang.
Peminjaman yang Dijamin vs. penjualan
FASB telah menyimpulkan bahwa penjualan hanya terjadi jika penjual menyerahkankan kendali atas piutang kepada embeli. Tiga kondisi berikut harus terpenuhi sebelum suatu penjualan bisa dicatat:
1. Aktiva yang ditransfer telah dipisahkan dari pelaku transfer (ditempatkan di luar jangkauan pelaku transfer dan kreditornya).
2. Penerima transfer telah mendapatkan hak untuk menggadaikan atau menukar aktiva yang ditransfer ataupun manfaat dalam aktiva yang ditransfer tersebut.
3. Pelaku transfer tidak lagi memiliki yang efektif atas aktiva yang ditransfer baik melalui kesepakatan pembelian-kembali maupun menebusnya sebelum jatuh tempo.
PENYAJIAN DAN ANALISIS
Penyajian Piutang
Aturan umum dalam pengklasifikasian piutang adalah:
1. Memisahkan berbagai jenis piutang yang dimiliki perusahaan, jika material;
2. Menjamin bahwa akun penilaian secara tepat mengoffset akun piutang yang terkait;
3. Menentukan bahwa piutang yang diklasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar akan dikonversikan menjadi kas dalam satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang;
4. Mengungkapkan setiap kontinjensi kerugian yang ada pada piutang;
5. Mengungkapkan setiap piutang ynag digadaikan sebagai jaminan;
6. Mengungkapkan semua konsentrasi yang signifikan dari risiko kredit yang berasal dari piutang.
Analisis Piutang
Rasio Perputaran Piutang
Rasio keuangan sering kali digunakan untuk mengevaluasi likuiditas piutang usaha perusahaan. Rasio yang digunakan untuk menilai likuiditas piutang adalah rasio perputaran piutang (receivables turnover ratio). Rasio ini mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang berhasil ditagih selama suatu periode.