MODUL KE 8
Potongan
Tidak jarang ditemui benda-benda dengan rongga-rongga di dalamnya. Untuk menggambarkan bagian-bagian ini dipergunakan garis gores, yang menyatakan garis-garis tersembunyi. Jika hal ini dilaksanakan secara taat asas, maka akan dihasilkan sebuah gambar yang rumit sekali, dan susah dimengerti.
Bayangkan saja jika sebuah lemari roda gigi hams digambar secara lengkap! Lihat gambar 1. Untuk mendapatkan gambaran dari bagian-bagian yang tersembunyi ini, bagian yang menutupi dibuang. Gambar demikian disebut gambar potongan, atau disingkat saja dengan potongan.
Gambar pada Gb 2 (a) memperlihatkan sebuah benda dengan bagian yang tidak kelihatan. Bagian ini dapat dinyatakan dengan garis gores. Jika benda ini dipotong, maka bentuk dalamnya akan lebih jelas lagi. Gb.2 (b) memperlihatkan cara memotongnya, dan Gb. 2 (c) sisa bagian benda sctclah bagian yang menutupi disingkirkan. Gambar sisa ini diproyeksikan ke bidang potong, dan hasilnya discbut potongan (Gb. 2 (d)). Gambarnya diselesaikan dengan garis tebal.
Dalam hal-hal tertentu bagian-bagian yang terletak di belakang potongan ini, tidak perlu digambar. Hanya jika bagian ini diperlukan, maka bagian di belakang potongan ini digambar dengan garis gores. *
Penyajian Potongan
Pada umumnya bidang potong dibuat melalui sumbu dasar (Gb. 1 dan 2), dan potongannya disebut potongan utama. Jika perlu, maka bidang potong dapat dibuat di luar sumbu dasar. Dalam hal ini bidang potongnya hams diberi tanda, dan arah penglihatannya dinyatakan dengan anak panah, seperti yang diperlihatkan oleh Gb. 3.
Letak Potongan dan Garis Potong
Jika letak bidang potong sudah tampak jelas pada gambar, tidak diperlukan penjelasan lebih lanjut (Gb. 4). Jika letak bidang potong tidak jelas, atau ada beberapa bidang potong, maka bidang potongnya harus diterangkan dalam gambar. Pada gambar proyeksi bidang potong dinyatakan oleh sebuah garis potong, yang digambar dengan garis sumbu dan pada ujung-ujungnya dipertebal dan pada tempat-tempat di mana garis potongnya berubah arah. Pada ujung-ujung garis potong diberi tanda dengan huruf besar, dan diberi anak panah yang menunjukkan arah penglihatan (Gb. 5).
Cara-cara membuat potongan Potongan dalam satu bidang
Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnyadan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Foto demikian disebutpotongan utama.
(1) Potongan oleh bidang potong melalui garis sumbu dasar. Jika bidang potong melalui garis sumbu dasar, pada umumnya garis potongnya dan tanda-tandanya tidak perlu dijelaskan pada gambar. Gambar seperti demikian disebut potongan utama.
(2) Potongan yang tidak melalui sumbu. dasar Jika diperlukan potongan yang tidak melalui sumbu dasar, letak bidang potongnya harus dijelaskan pada garis potongnya.
Potongan Oleh Lebih Dari Satu Bidang (1) Potongan Meloncat
Untuk menyederhanakan gambar dan penghematan waktu potongan-potongan dalam beberapa bidang sejajar dapat disatukan. Pada Gb. 7, diperlihatkan sebuah benda yang dipotong menurut garis potong A-A. Sebenarnya bidang potongnya terdiri atas dua bidang, yang dalam hal ini dapat disatukan. Potongan demikian dinamakan potongan meloncat.
(2) Potongan Oleh Dua Bidang Berpotongan
Bagian-bagian simetrik dapat digambar pada dua bidang potong yang saling berpotongan. Satu bidang potong merupakan potongan utama, sedangkan bidang yang lain menyudut dengan bidang pertama. Proyeksi pada bidang terakhir ini, setelah diselesaikan menurut aturan-aturan yang berlaku, diputar hingga berhimpit pada bidang proyeksi pertama. Gb. 10 menunjukkan bagaimana caranyamembuat gambar potongan demikian.
Potongan Oleh Lebih Dari Satu Bidang
Kadang-kadang d.perlukan gambaran dan bagian kecil saja dari benda yang tersembunyi misalnya benda pada Gb. 13 (a). Gambar-gambar Gb. 13 (b) dan (c) .
Potongan Yang Diputar Di Tempat atau Dipindahkan
Bagian-bagian benda tertentu seperti misalnya ruji-ruji roda, tuas, peleg, rusuk penguat, kait dsb. penampangnya dapat digambarkan setempat (Gb. 14), atau setelah potongannya diputar kemudian dipindahkan ke tempat lain (Gb.15).
Ada perbedaan sedikit antara kedua gambar tersebut, yaitu yang pertama digambar dengan garis tipis, sedangkan yang kedua dengan garis tebal biasa.
Susunan Potongan-potongan Berurutan
Potongan-potongan berurutan dapat disusun seperti pada Gb". 16 atau Gb. 17. Hal ini diperlukan untuk memberi ukuran atau alasan lain. Potongan-potangan pada Gb. 16 semuanya terletak pada sumbu utama, dan pada Gb.17 mas ing-mas ing terletak di bawah garis potongnya.
Penampang-penampang Tipis
P en amp an g-p en am pang tipis, seperti misalnya benda-benda yang terbuat dari plat, baja profil, dsb. atau paking dapat digambar dengan garis tebal, atau seluruhnya dihitamkan (Gb. 18). Jika bagian-bagian demikian terletak berdampingan, bagian yang berbatasan dibiarkan putih (Gb. 19 dan 20).
Bagian Benda atau Benda Yang Tidak Boleh Dipotong
Bagian-bagian benda seperti rusuk penguat tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Begitu pula benda-benda seperti baut, paku keling, pasak, poros dsb. tidak boleh dipotong dalam arah memanjang. Gb. 21 memperlihatkan sebuah benda yang dipotong, tetapi terdapat beberapa bagian benda, yaitu sirip, dan beberapa benda lain, yaitu antara lain; poros, pasak, baut dsb. yang tidak dipotong.
Oleh : Ir Nanang Ruhyat MT.