Minggu IV
GAMBAR AKSONOMETRI
CAKUPAN ISI
Pada minggu ini akan dibahas tentang gambar aksonometri, yang mencakup jenis-jenisnya, fungsinya, metode menggambarnya dan elemen pelengkapnya.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dari modul minggu ini, mahasiswa diharapkan memahami tentang gambar aksonometri beserta elemennya, serta mampu menggambarkannya dengan benar.
KRITERIA PENILAIAN
Mengerti dan mampu menggambarkan obyek bangunan dengan menggunakan kaidah gambar aksonometri dengan lengkap dan benar.
METODA PENYAMPAIAN DAN PENILAIAN
Metoda penyampaian materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti yang disebutkan diatas adalah:
- Perkuliahan/ceramah
- Diskusi
- Visualisasi contoh-contoh
- Kerja studio
Sedangkan metode penilaian yang digunakan adalah:
- Tanya-jawab
- Pemberian tugas
Adapun materi penugasan belum diberikan pada perkuliahan di minggu ini, adalah menggambar bangunan dengan kaidah Gambar aksonometri
1. Tujuan
Memahami dan mampu menggambarkan bentuk/bangunan dalam bentuk gambar asonometri dengan baik dan benar
2. Waktu Pengerjaan
- Pengerjaan tugas dilakukan setelah pembahasan materi perkuliahan.
- Waktu pengerjaan tugas selama 3 jam.
- Tugas dikumpul seusai perkuliahan.
3. Format
Kertas gambar ukuran A3 dengan garis tepi 1 cm, dan kop standar yang telah ditentukan.
4. Materi
Membuat gambar aksonometri sebuah bentuk bangunan dengan skala dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditentukan
PENGANTAR
Aksonometri adalah sebuh sebutan umum untuk pandangan yang dihasilkan oleh garis-garis proyeksi suatu benda. Dalam penggambaran ini garis-garis pemroyeksi ditarik tegak lurus terhadap bidang proyeksi. Aksonometri merupakan salah satu modifikasi penggambaran satu bentuk yang berskala. Gambar aksonometri berguna untuk dapat lebih menjelaskan bentuk suatu bangunan, baik itu bentuk bangunan seutuhnya, potongan bangunan yang memperlihatkan struktur atau interiornya, detai bagian bangunan atau sampai menunjukkan skema utilitas suatu bangunan.
Kelemahan dari gambar aksonometri adalah agak tidak enak dipandang dikarenakan bagian belakan benda terlihat seolah-olah lebih besar dari bagian depannya (terjadi distorsi).
Proyeksi aksonometri adalah proyeksi miring di mana tiga muka (dimensi) dari benda akan terlihat dengan bentuk dan ukuran yang sebanding benda ashnya. Proyeksi ini disebut jugs proyeksi sejajar karena garis-garis objek yang sejajar tetap sejajar. Proyeksi ini dapat juga disebut sebagai proyeksi dengan titik hilang tak terhingga.
Untuk menggambarkan proyeksi aksonometri dapat dilakukan dengan berbagai posisi. Ada beberapa jenis penggambaran Aksonometri yaitu: Isometri, Dimetri dan Trimetri.
Proyeksi Isometri, yaitu proyeksi di mans bidang diagonal dari bendanya (berupa kubus) diletakkan tegak lurus dengan bidang proyeksi dan bidang yang horizontal dinaikkan hingga membentuk sudut 35° 16’. Akan didapat suatu gambar proyeksi yang dimetris dan sebangun dengan bendanya.
Sebetulnya, panjang rusuk menjadi a tangen ±, atau 0,821 a, akan tetapi untuk memudahkan penggambaran maka panjang rusuknya dianggap sama dengan a. Terlihat bahwa panjang rusuk-rusuknya sama.
Bila a diubah dengan bidang diagonal (bidang BDHF) maka akan terlihat bahwa panjang rusuk BC tetap sama dengan AB, tetapi BC # BF. Proyeksi ini disebut proyeksi dimetri. Dan apabila ± diubah dan bidang diagonal tidak tegak lurus dengan bidang proyeksi maka BC # BA # BF. Proyeksi ini disebut proyeksi trimetri.
Untuk menggambarkan suatu objek lebih sering digunakan gambar isometri karena penggambarannya lebih sederhana dan ukurannya sama dengan objeknya sehingga penggambaran dapat dilakukan lebih cepat. Berikut adalah Beberapa Contoh Sudut dan Perbandingan Sisi-Sisi dari Gambar Dimetri dan Trimetri.
ISOMETRI
Proyeksi Isometri yang berarti satu ukuran merupakan suatu bentuk proyeksi Aksonometri yang didatarkan sehingga sudut siku-siku pada gambar akan digambarkan menjadi 120o atau 60o. Ukuran panjang, lebar dan tingginya tetap konstan dengan perbandingan 1:1:1
DIMETRI
Dimetri yang berarti dua ukuran merupakan pengambangan atau modifikasi dari bentuk Isometri dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi diubah untuk memberikan kesan nyata. Biasanya menggunakan perbandingan 2:2:1 atau 3:3:1. dalam gambar dimetri terdapat masing-masing dua macam skala dan sudut kemiringan.
TRIMETRI
Proyeksi Trimetri merupakan modifikasi lebih jauh lagi dari Proyeksi Isometri. Ukuran panjang, lebar dan tingginya ketiganya disesuaikan. Biasanya menggunakan perbandingan 10:9:5 atau 6:5:4. Dalam proyeksi Trimetri terdapat masing-masing tiga macam skala dan sudut kemiringan.
CONTOH-CONTOH GAMBAR AKSONOMETRI
Adapun untuk dapat lebih jelasnya dapat melihat contoh-contoh gambar aksonometri di bawah ini.
DAFTAR PUSTAKA
- Ching, Frank; Grafik Arsitektur, Erlangga
- Jassin, Mauro Budi; Teknik Menggambar Arsitektur,
- Martin, C. L., Grafik Arsitektur, Erlangga
- Suprayono, Yohanes; Konstruksi Perspektif, Kanisius
- Modul Perkuliahan, Pengantar Arsitektur I, Institut Teknologi Bandung
- Burden, Ernest; Entourage A Tracing File, Mc. Graw-Hill
- White, Edwart T.; A Graphic Focabulary for Architecture Presentation, Florida A&M University
- Schaarwachter, Georg; Perspektif Untuk Para Arsitek, Erlangga
- Danto Sukmajati; Menggambar Teknik (Modul Perkuliahan UMB, 2002)
Oleh : Danto Sukmajati, ST