Rabu, 29 Juli 2009

GARIS-GARIS ARSIR

MODUL KE SEBELAS


MENGGAMBAR TEKNIK


GARIS-GARIS ARSIR


Untuk membedakan gambar potongan dari gambar pandangan, dipergunakan arsir, yaitu garis-garis tipis miring.


Kemiringan garis arsir adalah 45 ° terhadap garis sumbu, atau terhadap garis gambar, seperti ditunjukan pada Gb. 1. Jarak garis-garis arsir disesuaikan dengan besarnya gambar. Bagian-bagian potongan yang terpisah diarsir dengan sudut yang sama.


Arsiran dari bagian-bagian yang berdampingan harus dibedakan sudutnya, agar jelas perbedaannya, seperti terlihat pada Gb. 2.


image001


Penampang-penampang yang luas dapat diarsir secara terbatas, yaitu hanya pada kelilingnya saja, dapat dilihat pada Gb. 3.


Potongan-potongan sejajar dari benda yang sama, yang terdapat pada potongan meloncat diarsir serupa, tetapi dapat juga digeser jika dipandang perlu, lihat Gb. 4.


image002


Garis-garis arsir dapat dihilangkan untuk menulis huruf atau angka, jika hal ini tidak dapat dilakukan di luar daerah arsir (Gb. 5).


image003


Lambang garis-garis arsir (Gb. 6) juga telah digunakan untuk menandakan bahan yang spesifik. Lambang ini menyajikan jenis bahan yang umum saja, seperti besi cor, kuningan dan baja. Akan tetapi, karena sekarang sudah ada banyak jenis bahan dan masing-masing memiliki banyak sub jenis, maka nama atau lambang umum saja tidak cukup.


Misalnya, terdapat ratusan jenis baja. Selama spesifikasi rinci bahan harus dituliskan dalam bentuk catatan atau blok judul, garis arsir umum (besi cor) dapat saja digunakan untuk semua bahan pada gambar rinciannya (elemen mesin tunggal).


Lambang garis arsir dapat digunakan dalam gambar rakitan apabila kita ingin menandai bahan yang berbeda: jika tidak, lambang umum digunakan untuk semua elemen mesinnya.


image004


Metode penggambaran garis arsir yang benar ditunjukkan pada Gb. 7a. Gambar garis-garis arsir dengan pencil runcing, dengan kekerasan-sedang (H atau 2H) dengan ujung yang berbentuk kerucut (konis).


Selalulah rnenarik garis pada 45° dengan bidang datar seperti yang ditunjukkan, kecuali kalau ada beberapa keunggulan menggunakan sudut yang berbeda. Pisahkan garis arsir semerata mungkin dengan bantuan mata dari kira-kira 1,5 mm (1/16 ") hingga 3 mm (1/8") atau lebih, yang tergantung pada ukuran gambar atan luas potongan.


Untuk sebagian besar gambar, pisahkan garis arsir kira-kira 2,5 mm (3/32 ") atau kurang sedikit. Sebagai kaidah, pisahkan garis arsir ini sejauh mungkin tetapi masih cukup dekat untuk menonjolkan secara jelas luasan potongan tersebut.


Setelah beberapa garis pertama telah ditarik, lihat berulang-ulang ke jarak semula imuik menghindari jarak yang secara perlahan-lahan menjauh atau mendekat (Gb. 7.b). Para pemula hampir menarik garis arsir ini terlalu rapat (Gb. 7.c). Hal ini sangat menjemukan karena dengan jarak yang dekat ketidakpastian yang kurang dalam pemberian jarak akan nyata.


Garis arsir haruslah tipis dan seragam, tidak pernah berbeda-beda tebalnya, seperti pada Gbr.T.d. Harus ada kontras yang nyata di antara tebal garis gambar yang tampak dan garis arsir. Garis arsir lidak boleh terlalu tebal. seperti pada Gb 7.e. Hindari menarik garis arsir melewati atau tidak sampai ke garis tampak, seperti pada Gb. 7.f.


Jika garis arsir yang digambar dengan sudut 45° dengan garis datar akan sejajar atau tegak lurus terhadap garis gambar yang tampak, sudutnya harus diubah menjadi 30°, 60°, atau dengan sudut lainnya (Gbr. 8).


image005


Ukuran harus dibuat di luar luasan yang dipotong, tetapi jika hal ini tidak dapat dihindari, garis arsir harus dihilangkan di tempat pencantuman angka ukuran tersebut (lihat Gbr. 9).


Garis arsir dapat ditarik berdekatan dengan batas luasan potongan (garis gambar potongan), asalkan kejelasan tidak dikorbankan.


image006


Luasan yang berarsir selalu dibatasi seluruhnya oleh garis tepi yang tampak, tidak pemah dibatasi oleh garis tak tampak, seperti pada Gb. 10, karena dalam setiap hal permukaan yang dipotong dan garis-garis batasnya akan selalu tampak. Juga, garis tampak tidak dapat memotong luasan yang berarsir.


Pada pandangan potongan suatu benda, tersendiri atau rakitan, garis-garis arsir pada luasan yang dipotong harus sejajar, tidak seperti yang ditunjukkan pada Gb. 10. f. Penggunaan garis arsir dalam arah yang berlawanan merupakan pertanda bagian yang berbeda, seperti ketika dua elemen mesin atau lebih bersebelahan dalam gambar rakitan.


image007


image008



Oleh : Nanang Ruhyat, MT

blog comments powered by Disqus

Posting Komentar



 

Mata Kuliah Copyright © 2009 Premium Blogger Dashboard Designed by SAER